Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Oktober 12th, 2011

SALAM BUDAYA!

Jaya – Rahayu – Widada – Mulya dunia & akherat semoga dianugerahkan kepada kita sekalian termasuk kula wangsa besarnya dan bangsa ini.

 

Sahabat – sahabatku yang kami mulyakan, maaf tangan ini terasa kaku untuk mengomentari segala kejadian di bulan Selo ini, agar tidak menambah kegalauan kita. Sebagai wayang  kami tentu tidaklah tahu apakah  hari ini kita diberinya peran sebagai Resi Durna, Patih Hariya Sengkuni, Bimo,  Yomodipati, Sang Bimo  dan atau Sri Kresna ?. Sekalipun pun bila peran kami hanyalah  seorang BILUNG, kami pun cukup bahagia karena  budaya kearifan local tetap saja tidak akan disia – siakan lantas dibuang dari kotak  wayang! Mengapa ? Inilah esensi budaya yang para pembaca lebih paham tentunya.

 

Kembali  bila kta berkenan membalik dan membaca kembali khususnya ikon seorang Bayangkara bernama NORMAN KAMARU dan RUNTUHNYA IDIOLOGIE DUNIA nampaknya menjadi suatu kenyataan. Ini sama sekali bukan karena kami bisa, karena kami lebih tahu – bukan sama sekali, kami selalu mengakui bodohnya 27 , dan sajian itu mungkin  hanya dijadikan kepanjangan tangan pendahulu kita saja untuk mengingatkan betapa pentingnya PANCASILA sebagai “DASAR INDONESIA MERDEKA” itu. Bung Karno yang gandrung pada “HIDUP BARU” dengan melenyapkan adanya “EXPLOITATION DE L’HOMME PAR L’HOMME & EXPOLITATION DE NATION PAR NATION” sebagai RUH PANCASILA yang dideklarasikan pada hari Jumat Wage, 1 Juni 1945 dan pada hari yang sama, 30 September 1960 ditawarkan sebagai pengganti dasar PBB “Declaration of human right” yang oleh Tahta Suci Vatikan telah diakui kebenarannya, yang merupakan maha karya bangsa Indonesia bagi dunia di bidang spiritual sementara bangsa Barat dengan tehnolpginya.

 

Roh PANCASILA tersebut telah menjalari ke jiwa sosok PM. Malaysia Mahatir Muhammad sehingga diberi stigma sebagai “THE LITTLE SOEKARNO”, kemudian menyebar ke Amerika latin, sosok Presiden Hugo Chavez (Venezuela) juga kepada Saddam Husin (Irak) dan pada Presiden Evo Morales (Bolovia)  yang sukses besar menasionalisasi perusahaan2 – transnasional tanpa terjadi gejolak dan claim dari Negeri Adidaya & negara barat lainnya. Sementara FREEPORT justru kini sedang berdarah – darah bahkan korban demi korban nyawa berjatuhan yang hanya sekedar menuntut hak atas “take home pay” – nya yang amat timpang bila dibandingkan dengan karyawan Free Port di belahan dunia  lainnya. Polri yang menggantikan TNI sebagai  konsekwensi  berpisahnya dengan TNI sesuai dengan UU Kepolisian sejak zaman Ega, ketiban sampur menjaga Free Port terkesan represif.

 

Nah Kini sejak medio September  2011  Amerika Serikat Sang pelopor dan beghawan Kapitalisme justru sedang digugat oleh masyarakat Amrik sendiri di berbagai kota Negara bagian seiring kerapuhan pondasi ekonomi kapitalistik yang tak lagi sesuai dengan tuntutan nurani di sana hebatnya telah  merambah ke MEE ini. Malaise – stagflasi  di tahun 2012 bila tak ada upaya sinergisme – gotong royong antar Negara di dunia dan kaum milyader sulit untuk dihindarkan.  Sehingga dsitulah kebenaran PANCASILA tak dapat dinafikannya oleh siapapun. Dan KIAMAT PEREKONIMIAN akan semakin membuktikan KIAMATnya Suku Maya (secara parsial tidak ansih luluh lantaknya alam semesta raya ini).

 

Bahasan PANCASILA kian hari kian banyak yang dibahas dari berbagai cabang ilmu, dan kami merasa terharu karena kadang kami HANS dengan motto perjuangannya : “SAYA TIDAK AKAN MENGGUNAKAN HAK SAYA KECUALI HANYA INGIN MENUNAIKAN KEWAJIBANNYA SAYA”, sungguh sosok PROKLAMATORIS YG SUDAH BARANG TENTU SEORANG PANCASILAIS SEJATI! Bila itu juga dijiwai oleh para penyelenggara Negara NPKRI ini sudah menjadi surga. Dia mengupas PANCASILA dari Segi  “CAHAYA yang dipadu dengan budaya kearifan local & sejarah”, sebagai  karya sufistik Nusantara, yang merupakan  anugerah dari SANG MAHA CAHAYA atau CAHAYA DIATAS CAHAYA sehingga diharapkan sebagai buku wajib bagi anak bangsa. Upaya menvideo visualkan dengan gambar 3 deminsi dan gita – gita nada nurani semoga cepat terwujud agar energy yang tak terbatas mampu membakar debu – limbah – residu jiwa sehingga yang tersisa hegomonitas atas dharma, kesucian, holy dan turunannya sebagaimana Karsa Sang Khaliq itu sendiri sehingga rezim limbah tak lagi berkuasa.

Dan adanya upaya penyaji menghadirkan buku “KIDUNG PANCASILA; PANCASILA WAHYU TUHAN; PANCASILA DALAM TUBUH KITA; DLL. Semoga dapat pula memperkaya kajian PANCASILA itu sendiri sbagai bentuk penghayatan “KAM” (KEWAJIBAN ASASI  MANUSIA INDONESIA) di tengah bangsa ini terbelit oleh ultra krisis dimensional yang merebak sejak 1978 hingga kini yang  justru semakin menggurita, akut dan menakutkan.

 

Sahabat kami yang dimulyakannya izinkanlah kami melanjutkan bahasan sbagaimana judul di atas dengan sub bahasan tentang sosok Pak Beye, seberapa besar imbas Satria Wirang pada dirinya.

 

6.      PRESIDEN BP SISILO BAMBANG YUDOYONO, 2004 HINGGA SEKARANG

 

Presiden yang santun & piawai mencipta lagu yang satu ini secara mitologis ditasbihkan sebagai “Satria Boyong Pambukaning Gapura”. Dia benar – benar diboyong oleh konstituennya yang memenangkan  laga pemilihan presiden secara langsung seiring diberlakukannya UUD 2002 yang liberalistic itu. Ia mengungguli Megawati dan  Yusuf Kalla. Dia diberinya sampur membuka gerbang – gapura untuk memasuki kemerdekaan yang hakiki sebagaimana yang dimaksudkan oleh Bung Karno dalam pidato lahirnya PANCASILA  dengan istilah “JEMBATAN EMAS”, diseberang jembatan itulah baru leluasa menyusun masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat sehat, kekal dan abadi!. Esensi pambukaning gapura, bisa jadi dialah satu – satunya Presiden R. I. yang tidak lagi  melaksanakan GBHN karena program kerja jangka pendek & jangka panjang atas amanat UUD yang baru ada di tangannya. 

 

Dan Pak Beye pun sebenarnya telah banyak meletakkan dasar guna mewujudkan terciptanya masyarakat yang madani. Program 100 harinya dalam KIB II, berisi 15 program kemudian terdapat semboyan “pro poor, pro job & pro grow “, sebagai upaya implementasi kesepakatan internasional yang telah dicanangkan sejak tahun 2000 yakni adanya Millennium Development Goals (MDGs) oleh PBB yang disetujui oleh 189 negara dan telah diratifikasi oleh 146 negara termasuk Indonesia.  Hebatnya MDGs adalah sejiwa dengan Preambule IID 1945 yang intinya pada 2015 semua anggota PBB harus dapat mengurangi penduduk miskin dan menyelenggarakan kesediaan pangan hingga mencapai 50%.

Nilai dasar MDGs 2000 adalah antara lain :

  • Nilai dasar 1 – 2 menyatakan : “Menanggulangi kemiskinan & kelaparan & mencapai pendidikan dasar bagi semua. Bukankah ini identik dengan Preambule UUD 1945 : “Mewujudkan kesejahteraan umum & upaya mencerdaskan kehidupan bangsa”.
  • Nilai dasar 3 – 6 berisi : “Mendorong kesetaraan gender; Menurunkan angka kematian bayu & meningkatakan kesehatan ibu, memerangi penyakit HIV/AIDS & penyakit menular lainnya. Bukankan ini sesuai dengan esensi  Preambule UUD 1945 : “Melindungi segenap bangsa Indonesia”.
  • Nilai dasaar 7 – 8 berisi : “Melestarikan lingkungan, mengembangkan kemitraan global”. Bukankah ini sesuai dengan esnsi Preambule UUD 1945 yang berbunyi : “Menjaga & melaksanakan  ketertiban dunia”.

Disamping itu Rezim Pak Beye telah mecanangkan pula program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diharapkan bisa mengundang investasi senilai Rp 4.000 triliun.

 

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan peluncuran MP3EI ditandai dengan dimulainya proyek-proyek groundbreaking yang pencanangannya akan dipusatkan pada empat lokasi, yaitu  :

Sei Mangke Sumut, Cilegon Jawa Barat, Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), dan Timika Papua dengan pembangunan 17 proyek besar.

“Yang penting bukan seberapa bagus dokumen dibuat, tapi seberapa besar kemampuan kita untuk mengimplementasikan di 6 koridor di seluruh tanah air. Akan dilakukan juga peresmian, 4 lokasi, Timika, Cilegon, Simangke, Lombok, dengan jumlah proyek yang akan diresmikan 17 proyek, mewakili proyek berikutnya,” ujarnya dalam Acara Peluncurun MP3EI di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (27/5/2011).

 

Adapun Ke tujuh belas (17) berbagai proyek MP3EI tersebut adalah:

 

1. Sei Mangke (Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

Di lokasi direncanakan akan dibangun proyek pembangunan Kawasan Industri Kelapa Sawit Sei Mangke yang akan dilaksanakan oleh PT Perkebunan Negara III (PTPN III). Dengan nilai investasi Rp 2,5 triliun dimulai tahun ini dan diperkirakan selesai pada 2014.  Proyek Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 dan 2 (2×44 MW) di provinsi Nagroe Aceh Darusalam yang terletak di Takengon, Ibukota Kabupaten Aceh Tengah di dataran tinggi Gayo. Proyek ini rencananya akan dibiayai oleh JICA dengan estimasi biaya Rp1,53 triliun. Dibangun proyek Broadband Access dan Through Broadband Access Plan oleh PT. Telkom yang merupakan pemerataan Access Broadband untuk seluruh wilayah Indonesia. Dimulai tahun ini hingga 2015.

 

2.  Cilegon Provinsi Banten.  Proyek Pembangunan Pabrik Baja Modern yang merupakan join operation antara PT Krakatau Steel dan POSCO Korea Selatan. Investasinya berjumlah Rp 60 triliun untuk 2 tahap. Pencanangan Proyek FSRU (Floating Storage and Regasification Unit) Jawa Barat. Nilai proyek Rp 59 triliun.

Proyek perluasan pabrik stamping, engine, casting, dan assembling kendaraan bermotor oleh PT Astra Daihatsu Motor berlokasi di Kawasan Industri Surya Cipta Karawang, Nilai investasi Rp 2,4 triliun produksi pertama mulai beroperasi pada 2014.

Proyek jalan bebas hambatan Tanjung Priok seksi E2 dan NS yang berlokasi di Jakarta. Proyek ini dibiayai oleh JBIC, Pemerintah Pusat, Pemda, PT Angkasa Pura dan Jasa marga dengan nilai investasi senilai Rp 1,6 triliun.  Proyek Chemical Grad Alumunium (CGA) berlokasi di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat sebagai rangkaian terakhir. Pelaksana proyek ini adalah PT Antam Tbk yang diperkirakan selesai 2013 dengan nilai investasi Rp 4,3 triliun.

 

3. Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat) Proyek Waduk Pandan Duri berlokasi di Kabupaten Lombok Timur, NTB. Investornya melibatkan pemerintah pusat, dan pemda dengan nilai investasi Rp 728 miliar. Proyek Bendungan Titab yang akan dibangun di desa Ularan, Buleleng, Bali. Dilaksanakan oleh pemerintah pusat yang didanai dari APBN dengan nilai investasi sebesar Rp 481 miliar.

– Proyek perluasan pembangunan bandara internasional Ngurah Rai dengan sumber dana oleh BUMN dengan nilai proyek Rp 1.944 miliar.

 

4. Timika (Papua) Pencanangan dibangunnya proyek jalan raya Timika-Enarotali sepanjang 135 kilometer. Nilai investasi sebesar Rp600 miliar yang akan dilaksanakan oleh pemerintah provinsi papua dan pemerintah Kabupaten Merauke.

Pembangunan proyek jalan raya dari merauke-Waropko sepanjang 600 kilometer dengan nilai investasi Rp 1,2 triliun. Proyek Pertambahan dan Pengolahan Nikel dan Kobal dengan tenaga hidrometalurgi di Kabupaten Halmahera Tengah dan halmahera Timur, di provinsi Maluku Utara. Proyek ini didanai oleh PT Weda Bay Nickel senilai Rp 50 triliun. Diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 2500-3000 orang saat operasi. Proyek PLTS Miangas (150 kwp) dan proyek PLTS Sebatik (200 kwp) di Kalimantan Timur yang akan dimulai pada 2011 oleh PLTN. Kedua proyek ini sebagai bagian dari pembangunan proyek PLTS 100 pulau. Dengan ini diharapkan dapat meningktakan elektrifikasi di wilayah Indonesia Timur dari 53,08% menjadi 53,12%.

 

Total proyek tersebut, lanjut Hatta, yaitu Rp 190 triliun yang akan dibiayai melalui BUMN, swasta, Foreign Direct Investment (FDI), dan APBN. Diharapkan, ke-17 proyek tersebut dapat menelan investasi sebesar Rp 4.000 triliun. “Sebanyak 17 proyek itu bagian dari serangkaian proyek diahun 2014, yg akan menelan investasi Rp 4.000 triliun,” pungkasnya. Peluncuran program MP3EI ini akan dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi seluruh pejabat negara dan daerah di seluruh Indonesia. Pada acara ini dilakukan teleconference dengan para gubernur di keempat wilayah pembangunan proyek MP3EI.

 

Nah apakah itu sesuai dengan amanat pasal 33 atau bertentangan karena aroma neoliberalistik, hak sidang pembaca untuk mengkajinya.

Sungguhpun demikian   oleh kalangan spiritualis dinilai justru nampaknya Pak Beye yang paling banyak dipermalukan oleh alam lewat berbagai kebijakannya yang sejatinya bagus namun hasilnya kok  bertolak belakang, kontra produktif  sebagaimana mereka menengarai setidaknya tidak kurang dari 50 kebijakan dan kejadian yang terjadi seperti  berbagi kasus  yang telah dimuat di berbagai media. Sekalipun demikian dalam kajian ini hanya ditampilkan sebagian kecil saja karena kami menjaga & menghindari agar tidak digunakan oleh pihak – pihak tertentu untuk tujuan adharma. Karena hikmah dibalik itulah yang harus kita petik dan dijadikan solusi (bia tahu, mau dan mampu) . Nah adapun kejadian tersebut antara  lain :

  • Program 100 harinya ternyata belum selesai alam telah murka dengan tsunami di NAD 26 Desember 2004, yang jauh sebelumnya telah diingatkan oleh seorang spiritualis dari Semarang agar menyelenggarakan ritual dan bila diabaikan maka prahara alam akan terus saja terjadi dan kenyatannya hingga kini prahara alam justru semakin nggegirisi dengan seribu satu manifestasinya. (Metro TV, Tuti Aditama).
  • Program penggalakan investor dengan roadshownya ke berbagai negara, justru beliau dibuatnya masygul karena masyarakat Singapura menilai bahwa ”Indonesia tidak ada perubahan sama sekali” dan celakanya listrik PLN selang beberapa lama pun byar pet.
  • Kenaikan BBM terbesar & terbanyak selama NKRI berdiri adalah di bawah pemerintahannya. Pada Maret 2005, naik sebesar 30% dan pada bulan Oktober 2005 naik lagi sebesar 114% serta pada 24 Mei 2008 naik pula sebesar 28,7%, yang mengantarkan pabrik – pabrik berjatuhan dan kemiskinan structural semakin menjadi – jadi. Klaim jumlahnya menurun perlu didata ulang, bagaimana mungkin dengan penghasilan yang tetap namun harga – harga melambung tinggi dan begitu banyak perusahaan yang gulung tikar justru mampu menciptakan pengurangan kemiskinan structural  itu ?. Bagaimana mirisnya setiap melihat antrian zakat & dan atau pembagian sembako gratis yang diserbu oleh ribuan masyarakat di seluruh pelosok penjuru Nusantara.

Sayangnya seiring adanya krisis BBM dengan program blue energy justru terprovokasi oleh penemuan Joko Suprapto, yang kesohor dengan nama “Joko Banyu Geni” dengan menggandeng Universitas Muhammadiyah Jogyakarta (UMJ) untuk melaksanakan  proyek “PLM Jodhipati”. Tak kurang Dr. Khoiruddhin mantan rector & Priyono Puji Praseto MSc mantan Purek II UMJ, sebagai penjamin mengajukan surat permohonan penangguhan penahanan tersangka Joko Suprapto, yang menjadi polemik dan akhirnya mereka terpaksa mengundurkan diri dari UMJ. UMJ sendiri tetap mengadukan Joko atas tindakan penipuannya (KR, 31 Juli 2008, hal.1).

  • Tak ketinggalan di bidang pangan/beras direcoki oleh Super Toy – HL 2, penemu varietas Super Toy adalah Supriyadi alias Toyong (Toy) dan fasilitatornya adalah Heru Lelono (HL) Komisaris PT. Sarana Harapan Indogroup, yang memiliki beberapa anak perusahaan yakni PT. Sarana Harapan Indopangan, yang mempelopori Super Toy HL 2, PT. Sarana Harapan Indohydro yang membuat kontrovesrsi dengan bahan bakar blue energy dan Sarana Harapan Indopower yang sedang menggagas rencana pembangunan pembangkit listrik berbiaya murah. Dalam organisasi Gerakan Indonesia Bersatu, SBY bertindak selaku ketua dewan penasehat sementara Heru Lelono adalah sekretaris umum dan Wahyudi adalah wakilnya. Heru adalah staf khusus presiden SBY bidang pembangunan & otonomi daerah, demikian pula Joko Banyu Geni.(Kompas,9 September 2008, hal 1 & 13.). Petani Grobokan, Purwarejo, Jawa Tengah menjadi korban. Mereka beramai – ramai membakar panen padinya &menuntut ganti rugi kepada PT.SHI.
  • Politik luar negeri yang bebas & aktif secara heroic mulanya mendukung program nuklir Iran namun endingnya mengikuti resolusi DK PBB. Bertekuk lutut terhadap tekanan internasional.
  • Dan motto kabinetnya yang banyak pihak menilai sloganistis bergeming dengan “Bersama kita bisa”. Bahkan dalam penutup pidatonya, 15 Agustus 2008 menyatakan dengan : “Harus bisa” ! Apapun masalahnya, kapanpun masanya, seberapapun keterbatasannya, kalau kita bermental bisa, kita semua bisa & Indonesia pasti bisa!

Ironisnya belum genap sebulan pada 11 September 2008, pemerintah mengeluarkan pernyataan mengejutkan : “Tidak bisa menutup Lumpur Lapindo“, sebagaimana telah disinggung di muka.

Sementara beberapa kaum spiritualis ingin berperan dengan caranya sendiri, kurang mendapat perhatian. Sedangkan orang yang ahli di bidang tersebut seperti Dr. Rubiandini, pakar dari ITB, yang menghadirkan “buku putih”, guna menutup semburan lumpur Lapindo itu diperlukan anggaran US$ 50 juta, menurut Salahuddin Wahid, konon untuk sekedar betemu SBY pun demikian sulit. Bahkan sekedar sebagai saksi ahli dalam penyelidikan kepolisian kasus Lapindo tidak dilibatkannya, sehingga mengundang tanda tanya. Seiring dengan berjalannya waktu pada awal Oktobr 2010, Pemerintah tidak begitu kehilangan muka karena ilmuwan Rusia menyatakan bahwa Lapindo merupakan gunung endut yang tak bisa ditanggulangi lagi.

  • Pada 19 Oktober 2005, Presiden SBY dalam acara seremonial di Istana Negara menyerahkan NPWP ke 10 juta orang. Namun setelah ditelusuri kembali oleh Dirjen Pajak Darmin Nasution hanya tercatat 3.6 juta orang. (Kompas, 7/9/6).
  • Dengan dibentuknya “Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi” (UKP3R) via Kepres No. 17/2006 justru menuai konflik yang ironisnya dilansir oleh jajaran GOLKAR sendiri yang nota bene MJK sebagai Wakil Presiden.
  • Keluarnya PP yang kontroversial No. 37/2006 mengenai “Tunjangan Insentif & Dana Operasional bagi anggota DPRD seluruh Indonesia”.  Disatu pihak rakyat meminta dibatalkan dilain pihak yang dirugikan minta agar PP tersebut tetap berlaku. Tak ayal setelah direvisi masih saja menimbulkan problematic.
  • Tentang kontroversi interpelasi BLBI, dimana SBY tidak mau mengahadiri undangan DPR dan hanya mengutus para pembantunya.   Ironisnya apa yang dipaparkan adalah data – data lama yang tidak akurat. Akibatnya Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad yang diberinya stigma termasuk pengemplang, protes keras ketika berjabat tangan dengan SBY saat pembukaan munas  kepala daerah se Indonesia, karena ia merasa telah menyelesaiakan kewajibannya tepat waktu dengan baik.  Dan seribu satu masalah lainnya.
  • Sungguh Presiden SBY dilecehkan dengan pengibaran Bendera RMS yang dikamuflase dengan tarian Cakalele di Ambon saat merayakan “Hari Keluarga XIV” di Ambon, Maluku pada  29 Juni 2007 silam. Presiden RMS, Frans L. I. Tutuhatunewa. Sementara Presiden Transisionalnya adalah Siman Saiya.

Setelah deplomasi dengan Malay mengalami kegagalan dan surat resmi SBY sama sakali tidak dibalas oleh PM. Malay. Seiring terjadinya kasus penangkapan petugas DKP di wilayah kedaulatan kita  sendiri oleh polisi Di Raja Malaysia yang justru kemudian diseret ke Malay dengan perlakuan yang tidak sepantasnya. SBY dinilai begitu lamban dan pernyataannya dinilainya amat normatif sehingga kejadian serupa masih sering timbul lagi seperti pada 5 Oktober lalu 4 nelayan dari Kepri yang menangkap ikan diwilayahnya sendiri justru ditangkap oleh Polisi Maritim Diraja dan dibawanya ke Johor Baru. Bahkan kemudian pada 2010 Malay telah mengadukan ke Mahkamah Internasional sebaliknya Pemerintah tenang – tenang saja atas gugatannya tersebut. Apakah akan menyusul nasib Sipadan & Ligitan ?.

Bisa jadi untuk mengeliminir ekses Satria Wirang bagia Pak Beye berikutnya apa lagi seiring hajat ‘MERESHUFFLE KABINET”, besuk malam JUMAT KLIWON, tanggal 20/21 Oktober 2011 adalah ‘TUMBUG AGENG” genap berusia “64 TAHUN” hitungan Kalender Saka Jawa yang seluruh karakteristik terulang kembali. Semoga Presiden yang esensinya sebagai Maharaja (YANG TELAH MENYANDANG GELAR KEBESARAN BERBAGAI KERAJAAN)  dengan pisowanan perwakilan 114 kerajaan se Nusantara 2 tahun lalu mestinya berkenan mereaktualisasi momentum tsb. yang hanya sekali dalam hidupnya yang selalu saja dilakukan oleh Raja – Raja khususnya Jawa. Ijinkanlah keluarga besar Gerakan Moral “YLBN” menghaturkan ‘MAHARGYA WIYOSAN NDALEM BAPAK ESBEYE LXIV (KE 64) SEBAGAI “TUMBUG AGENG” SEMOGA DIANUGERAHI KESEHATAN LAHIR BATIN DAN KEBERANIAN GUNA MENSEJAHTERAKAN KAWULA ALIT SE NUSANTARA DENGAN PIJAKAN PANCASILA & UUD 1945 PRAAMANDEMEN. Disertai panyuwunan semoga program pencabutan subsidi BBM yang akan diberlakukan pada tahun 2012 dapat dipending atau dibatalkan mengingat kejatuhan Bp. Soeharto didahului dengan kenaikan tarif PLN & BBM. Memang pada 2012 mendatang fenomena terjadinya ‘STAGFLASI -MALAISE EKONOMI” sulit diatasi tapi masih tersedia 1001 jalan untuk mengatasinya. Tentu Pak Beye tidak menghendaki semakin bertumpuk – undungnya masalah bangsa”.Apa lagi tahun depan secara mitologis dalam pengaruh tahun (Jawa) ” WAWU” yang dimulai hari Minggu Wage dengan sebutan ‘TAHUN DITE KANABA” YAKNI TAHUN KLABANG YANG MEMEILIKI ANGSAR BANYAKNYA DARAH YANG TERTUMPAH & MUSIM KERIN YANG BERKEPANJANGAN! Doa kami menyertainya dan mohon maaf bila telah kumawani mewakili hati rakyat yang sedang menikmati derita yang tdk terperikan lagi dan mungkin dianggap tidak Islami ini. Lebih kurangnya nyumanggaaken ngarsa paduka//

 

Nah itulah sekedar penyegaran ingatan semoga dapat diambil hikmahnya. JAYALAH NEGERIKU SEJAHTERALAH BANGSAKU!

BERSAMBUNG//SAMPURNA

Read Full Post »

SALAM BUDAYA!

Jaya – Rahayu – Widada – Mulya dunia wal akherat semoga dianugerahkan kepada kita sekalian beserta kulawangsa besarnya serta bangsa ini.

 

Ujinkanlah Penyaji meneruskan bahasan dengan judul di atas ? Karena tanpa sadar bahwa bangsa ini telah kehilangan ‘RASA NASIONALISME” nya sehingga diluar negeri bangsa ikita dihinakan oleh bangsa lain dimana mereka sebagai bos, tuan, meneir, juragan, mister sementara kita yang di dalam negeri banyak yang tanpa adab, memuja anarkisme serta menuhankan egonya (kebenaran, ilmu, keyakinan, kekuasaan dan seribu satu manifestasinya). Yang jauh hari telah diingatkan oleh BUNG KARNO : ” ………………….. menjadi bangsa kuli, kulinya bangsa – bangsa”! Karena makin menipisnya “rasa harkat nasional”, makin menipisnya rasa “National Dignity”. Maka menipisnya rasa bangga & rasa hormat terhadap kemampuan & kepribadian bangsa sendiri & rakyatnya sendiri”!

 

Oleh sebab itulah sebagai kewajiban asasi manusia Indonesia mari kita persembahkan apa yang kita bisa. Nah dalam kasanah budaya, bisa kita lakukan dengan adat dan budaya bangsa.

 

C.EKSES NEGATIF “SATRIA WIRANG”

 

Dalam kajian ini penyaji tidak ada sedikitpun – ibarat segelugut pinara sasra untuk mengungkap aib bagi masing – masing diri pribadi Presiden Republik Indonesia, karena mereka semua orang besar yang telah dikehendaki alam untuk memimpin negeri tercinta ini sekalipun faktor positip dan negative tidaklah lepas dari diri mereka sebagai adi kodrati umat mansusia. Dalam mitologi Jawa mereka adalah para satria yang telah dinubuatkan dan tertulis dalam ramalan yang ada.

Hanya saja masyarakat Nusantara ini masih menganut paternalistis, terhadap sosok pimpinan Nusantara sebagai patron – panutan maka alam pun memakainya sebagai simbul ekes negative dari yang berzodiak ”Satria Wirang” itu bagi bangsa & Negara. Oleh sebab itulah masyarakat Nusantara yang terkenal relegius dan tak bisa lepas dari cara pandang yang holistic ini, maka  sebagai refleksi kecintaan kita pada negeri nan elok dan kaya raya ini, kita wajib untuk berupaya bagaimana bangsa & Negara ini yang selalu bergejolak & terpuruk yang jatuh ke titik nadir itu segera mampu bangkit dan bangkit untuk menjadikan dirinya “Mercu suar dunia” sebagaimana dinyatakan oleh Bung Karno. Karena terdapat sesanti bahwa “kodrat itu bisa diwiradat”. Mari kita cermati dan mengambil hikmah di balik keadaan itu semua yakni :

 

1.      Presiden I. R. I. Ir. Soekarno, 1945 – 1967

 

Presiden Soekarno, yang secara mitologis ditasbihkan sebagai “Satria Kinunjara Murwa Kuncara”, sebagai penggali PANCASILA, Proklamator, Bapak Bangsa, Putra Sang Fajar yang menyandang sebutan sebagai : orator ulung, filsuf, futurolog, seniman, budayawan, pelukis, arsitek, pengarang, spiritualis, penari, pemersatu, pendobrak statesquo dan pendiri gerakan Non Blok serta entah sebutan apa lagi.

Pemilik 26 gelar Doktor ini, oleh banyak pihak dinilai bahwa Bung Karno telah mempu mencapai tingkat spiritualitas tertinggi yakni “Asmarasanta” atau mahabah atau kasih suci.  Hal tersebut antara lain dapat dilihat hanya sekedar untuk membunuh seekor nyamukpun beliau tak sampai hati. Sebagai kesadaran tertinggi spiritualnya maka betapa cintanya terhadap rakyat sehingga berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan “Persatuan & Kesatuan Bangsa”.

 

Menginat  dirinya belum dapat menyelesaikan tugas revolusi dengan pari purna maka beliau berpendapat perlunya empowerment – pendaya – gunaan adanya ke tiga unsure  bangsa yakni : nasional, agama dan komunis dalam suatu ikatan perjuangan dengan nama “NASAKOM” dan atau “NASASOS” (Sosialis). Hal tersebut dideklarasikan oleh Bung Karno setelah sebelumnya PKI menerima Pempres No. 57 yang menyatakan “Partai tidak boleh mempuyai orang asing sebagai pelindung, harus seorang nasionalis”, maka PKI segera merubah dasarnya dari “Leninisme/Marxime” menjadi PANCASILA. Kontan Kruschov & Mao Tse Tung, marah – marah, komunisme mana yang menerima nasionalisme & agama di dalam idiologinya?. Sehingga claim PKI adalah partai “atheis” oleh banyak pihak adalah ahistoris.

 

Nah dalam pusaran perang – dingin, adanya arus tarik menarik antara Blok Barat versus Blok Timur, sekalipun tegas pendiriannya “Non Blok” toh akhirnya isu komunisnya dijadikan senjata untuk melemahkan hegomoni Bung Karno dan akhirnya mampu ditumbangkan  dari singgasananya setelah belasan pembunuhan terhadap dirinya senantiasa gagal berkat lindungan Tuhan Seru Sekalian Alam, dengan prolog Gestapu (Gerakan September Tigapuluh) atau G30S  yang oleh Bung Karno disebutnya  dengan Gestok (Gerakan Satu Oktober).

 

Disamping itu dengan pengangkatan dirinya sebagai Presiden seumur hidup oleh MPRS, Bung Karno dicap gila jabatan, gila sanjungan dengan sebutan “Paduka Yang Mulia” dan pendiskreditan lainnya. Sedangkan dalam pengangkatan sebagai Presiden seumur hidup, Bung Karno sendiri sejatinya menolak namun karena itu telah diputuskan oleh MPRS, maka  beliau meminta agar  MPR kelak memikirkan statusnya kembali. Sementara sistem “demokrasi terpimpin” (guided democracy) oleh “hikmah kebijaksanaan” yang mengikuti sunah nabi Muhamad saw justru dianggapnya “dictator”. Bahkan di Amerika Serikat  nun jauh disana saat Bung Karno berkunjung ke sana, beredar harian dan majalah yang bergambar dirinya ditemani dengan seorang wanita yang berbugil ria menghiasi cover – cover majalah dan head line harian di AS. Bung Karno pun dinobatkan sebagai sosok “donjuan” sekalipun istri – istrinya semua dinikahi secara sah sesuai hukum Islam, bukan sebagai isteri simpanan, gundik atau harem sebagaimana kebiasaan para pejabat.

 

Namun itulah yang tertanam di mayarakat dan jasanya seolah tak ada, bahkan atas nama kekuasaan oleh Orde Baru dengan massif ada upaya “Desoekarnoisasi”. Sungguh isu PKI amat sangat sensitive dan Bung Karno dianggap melindungi PKI   sehingga TAP MPRS No. XXXIII/1967  pun keluar yang naifnya hingga kini dibiarkannya abadi. Bung Karno yang masih resmi menjabat Presiden, gerak geriknya selalu diawsi bahkan pidato pun dilarang dan berita tentang dirinya harus disensor. Desoekarnoisasi” secara masif berhasil diciptakannya oleh Pak Harto.

Sungguh Ironis Bung Karno yang seluruh hayatnya dibdikan bagi rakyat justru dipermalukan sendiri oleh rakyatnya  yang beliau merdekakan, gambar – fotonya pernah diharamkan untuk dipasang dan buku – bukunya dibakar bahkan sebagai mantan Presiden R.I.  I,  penggali Pancasila dan Proklamator pun dipenjarakan di Wisma Yaso dengan sakit ginjalnya  yang sama sekali tidak mendapatkan pelayanan medis. Dan bagaimana perasaan Bung Karno yang tersayat – sayat hanya sekedar ingin menyaksikan pernikahan salah satu putrinya pun, beliau dihalang – halangi & didorong – dorong dijauhkan dari mereka. Dalam keadaan tergolek, mengerang karena sakit ginjalnya, obat pun tiada terlebih anak isteri dan teman serta rakyat pun dilarang berkunjung sehingga sempurnalah penderitan Bung Karno.

 

Bahkan  rumor pun merebak bahwa wafatnya  SIBUNG pada hari Minggu Kliwon bertepatan 21 Juni 1970 akibat suntikan over dosis sebagaimana diyakini oleh isterinya Dewi Soekarno. Sungguh betapa tragis hidup &  kehidupan seorang Soekarno yang seluruh hidupnya akrab dengan penjara hingga akhir hayatnya. Seorang yang dibenci sekaligus dicinta, seorang yang dihinakan sekaligus dipujanya, seorang yang dikecilkan sekaligus diagungkannya, seorang Bapak bangsa yang sebagai seorang pembela rakyat sejati justru dikhianatinya dan rasa terimakasih pun tak jua keluar dari lubuk hati anak – anak bangsanya yang beliau perjuangkannya itu. Ekses “Satria Wirang”, sulit dinafikannya. Quovadis bangsaku.

 

2.Presiden II, Jenderal Soeharto, 1967 – 1998

 

Pak Harto, yang secara mitologis ditasbihkan sebagai “Satria Wibawa Kesampar Kesandung”, yang naik singgasana dengan SIM “Supersemar” sekalipun banyak pihak menilainya dengan berlumuran darah. Dalam kepemimpinannya  memperoleh pujian internasional yang dinilainya sukses menciptakan swa sembada beras, dan pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan sehingga NPKRI ini pernah menyandang stigma sebagai “macan Asia”, dan tak dapat dimungkiri bahwa rezim Pak Harto selama lebih 30 tahun mampu mencipatakan stabilitas keamanan bahkan perannya di dunia internasional sangat menonjol. Dialah satu – satunya presiden di dunia yang berani masuk ke jantung perang saudara di Bosnia. Beliau adalah orang besar!.

 

Namun pada akhir kedigdayaan Pak Harto, toh ia pun terpaksa mengundurkan diri dari singgasananya. Tragisnya  harus diadili termasuk kroni – kroni Soeharto atas  kasus KKN yang mereka lakukan sebagaimana amanat TAP MPR NO. 11/1998 walaupun akhirnya Presiden SBY memutusnya selesai/deponering.

James T Siegel, professor senior di jurusan Antropologi dan Studi Asia dari Cornell University, dalam bukunya yang berjudul “A New Criminal Type in Jakarta : Counter Revolutionary Today” (1998), mengajukan tesis bahwa : “Negara Indonesia khususnya di masa Orde Baru, sengaja menampilkan diri sebagai sebuah kekuatan maut yang setiap saat membunuh/ menghilangkan segala bentuk ancaman yang diangankan akan terjadi. Kekuatan mengancam itu diperoleh melalui control imaginasi. Pada hal angan – angan itu tidak pernah menjadi suatu kenyataan. Contohnya rumor tentang balas dendam PKI yang menjadi latar pembantaian mulai dari 1966 – 1969″.

 

Tragis menjelang keruntuhan singgasananya  beliau diberinya  stigma “Si Raja Tega” bahkan beliau dipermalukan oleh Majalah Time yang memuat laporan utama “Soeharto Inc. How Indonesia’s long time boss built a family fortune”. Dan Pak Harto menggugat dengan ganti rugi in materiil sebesar satu triliun rupiah yang oleh MA dimenangkan  oleh  dirinya. Namun oleh Transparancy International Stolen Assets Recovery (STAR) Initiative Program yang bekerjasama dengan PBB dan Bank Dunia ditetapkan bahwa Pak Harto sebagai pencuri kekayaan Negara terbesar di dunia. Setidaknya Pak Harto menduduki nomer teratas, diatas Marcos, yang kekayaannya diperkirakan US$ 15 miliar hingga 35 milliar.

Bahkan isu tersebut terjadi saat beliau tergolek menungu ajal dan Tabloid POSMO justru menjadikan cover berjudul “Manusia Bionic Man”. Serta saat pemakamannya menjadi bahan pembicaraan seluruh kontingen se dunia yang sedang menggelar hajat Pembukaan konferensi “UN Convention Against Corruption.  

 

Sungguh ironis, sebagai Bapak Pembangunan sekalipun dianggapnya tiran, yang dibenci toh banyak pula yang mencintainya bahkan banyak yang merindukan kehadirannya kembali di tengah rakyat yang telah kehilangan asa seiring penderitaan yang tak terperikannya lagi. Kewibawaan Pak Harto tak ada yang bisa menyangkalnya namun toh akhirnya paska pengunduran dirinya ibarat kesampar – kesandung, nyaris tak ada lagi yang mau menghormatinya dimana ekses “Satria Wirang” justru lebih menghunjam padanya  ketimbang pada diri  Bung Karno.

 

3.Presiden III, Prof. Dr. B.J. Habibie, 1998 – 1999

 

Pak Habibie yang secara mitologis ditasbihkan sebagai “Satria Jinumput Sumela Atur”. Atas keberhasilan tuntutan gerakan reformasi pari purna telah mengantarkan Wapres                         B.J. Habibie yang dalam Jangka Jayabaya disebutnya dari Negri Atas Angin (Angin Mamiri = Ujung Pandang) dan atau Nusasrenggi (Jerman ? = dwi kewarganegaraan) sebagai anak mas Pak Harto itu dicomotnya – dijumputnya dijadikan Presiden menggantikan Pak Harto. Secara spiritual pernyataan tokoh UI yang dijadikan staf ahli, Dr. Yusril Isa Mahendra terdapat kekeliruan tata cara penyerahan jabatan presiden padanya. Seharusnya Pak Harto sebagai pengemban mandataris MPR, seharusnya mandate tersebut dikembalikan terlebih dahulu pada Sidang Istimewa MPR, baru MPR mengangkat Wakil Presiden menjadi  presiden R. I. menggantikan Pak Harto. Seorang tehnokrat kaliber dunia, ternyata Pak Habibie tak luput dari kewirangan  pula. Seperti pernyataannya bahwa marhenisme itu  identik dengan komunisme sehingga merebaklah kontroversi di masyarakat. Kemudian dia dipecundangi oleh PM Australia, John Hovard. Konon B. J. Habibie adalah orang yang tidak bisa direndahkan, sehingga serta merta beliau menggelar referendum atas Provinsi XXVII Timor – Timur yang diperjuangkan mati – matian oleh rezim Pak Harto.  Namun karena kecrobohannya tersebut ,  Bumi Lorosae lepas dari pangkuan Bunda Pertiwi. Habibie dinilai tidak paham terhadap sejarah bangsa, bahwa Timor – Timur itu sebenarnya termasuk dalam wilayah territorial NPKRI yang telah dirumuskan sebelum kemerdekaan yakni pada rapat BPUPKI pada 10 Juli 1945, dimana daerah Negara Republik Indonesia meliputi : “Bekas Hindia Belanda;  Malaya; Borneo Utara, Portugis Timur & Papua seluruhnya”, yang dilaporkan dengan No. D.K.I/17-9 ke  Gunseikan Kakka di Jakarta, pada 18 Juli 1945.

 

Akan tetapi dalam acara milad X “Habibie Center”, ia menandaskan bahwa : “ Timor – Timur tidak pernah masuk dalam territorial NKRI”. (Kompas, Senin 16 November 2009). Soebadio Sastrosatomo (Alm) menambahkan bahwa :  “B. J. Habibie tentu jadi orang yang paling tidak mau mengais – ngais sejarah, sebab sudah kita tahu andil sejarahnya dalam ikut memorat – maritkan ekonomi rakyat dengan ‘teori – teori Habibienomicsnya’ yang bebas mengobral anggaran belanja negara untuk mewujudkan mimpi – mimpi megalomanianya”.

Proyek kapal perang rongsoknya yang diborongnya dari Jerman Timur dengan harga selangit sehingga menyisakan silang sengketa dengan Menkeu yang jujur dan bersahaja yakni Ma’ari Muhammad telah mencoreng namanya apa lagi dengan  hilangnya Timor – Timur. Setali tiga uang bahwa Presiden III, iapun dipermalukan oleh alam. Sosok yang dicomot untuk menjadi R.I. I ini hanya berlangsung sangat singkat kurang dari dua tahun. Ekses “Satria Wirang” masih menggelayuti dirinya.

 

1.      Presiden IV, Abdurraham Wahid, 1999 – 2001

Bangsa ini dipermalukan dengan ulah MPR yang menafikan mandat rakyat (>33% dari 48 parpol) untuk Megawati sebagai presiden yang justu memilih Gus Dur yang secara ragawi untuk sekedar menjadi satpam pun tak memungkinkan. Memang secara kemampuan tak diragukan bahkan secara mitologis beliau ditasbihkan sebaai “Satria tapa ngrame wuta ngideri jagad”. Secara HAM & demokrasi dengan menjadi Presiden tentu sah – sah saja hanya segi “kepatutan” yang mengusiknya dan hebatnya fenomena Gus Dur pun diikuti pula oleh Amerika Serikat  dimana seorang tuna netra bernama Mr. David Paterson dilantik menjadi Gubernur Bagian New York yang dilantik pada 17 Maret 2008.

 

Akibatnya berbagai parpol pendukung  Gus Dur yang kemudian tidak lagi seiring – sejalan itu, maka otomatis timbullah friksi, apa lagi pada 18 November 2000 di hadapan sidang pleno DPR Gus Dur seiring akan diadakannya interpelasi tentang kasus Buloggate & Bruneigate, Gus Dur menyatakan bahwa “DPR bagai Taman Kanak – Kanak“, yang membuat gerah mereka. Anehnya sungguhpun Gus Dur mendapat “Memorandum I dan II” dari DPR masih saja begitu pede. Ia selalu menyatakan tidak akan turun dari kursi kepresidenan, kalaupun diimpeachment dia pun tidak takut sama sekali tantangnya. Begitu bergemingnya Gus Dur bagai batu karang menghadapi tekanan demi tekanan itu. Oleh sebab itu DPR dan elit parpol semakin insten menggalang opini untuk segera diadakan sidang istimewa MPR.  Kejagung, Marzuki Usman, 2 hari menjelang sidang pari purna DPR mengumumkan bahwa : “Gus Dur tidak terbukti terlibat dalam kasus Buloggate (35 miliar) dan Brunaigate (US$ 2 juta) “. Tapi apa boleh buat MPR jauh lebih perkasa sehingga Gus Dur berhasil dilengserkannya, dimakzulkannya atau impeachment. Dan saat meninggalkan Istana Negara, para cameramen  TV secara vulgar mengabadikannya sekalipun hanya menggunakan celana kolor saja dan tanpa diedit disiarkannya secara langsung. Ironis sebuah karya jurnalistik yang kebablasan. Lagi – lagi ekses “Satria Wirang” juga meyelimuti sosok kyai yang humoris yang konon memiliki ilmu Laduni ini.

  1. Presiden V, Megawati Soekarnoputri, 2001 – 2004

Bu Megawati yang secara mitologis ditasbihkan sebagai “Satria Piningit Hamung Tuwuh”. Benar – benar piningit, tak ada yang tahu karena sosoknya  yang kalem dan biasa – biasa saja bahkan Pangdam Diponegoro, Majen Soejono pun merendahkannya dengan menyatakan bahwa Mega tak lebih hanyalah  seorang ibu rumah tangga.

Ternyata Mega adalah  hamung tuwuh, hanya bertumbuh sebagai pewaris Bung Karno, oleh karnanya sekalipun dihalang – halangi untuk menjadi ketua partai  PDI oleh rezim Pak Harto atas kemauan alam justru dia melaju tak ada yang mampu membendungnya sekalipun reka yasa itu telah dilakukan secara masif oleh jajaran ABRI di bawah Jenderal Faisal Tanjung dan oleh Depdagri di bawah Yogi S. Memet. Bahkan simpati massa termasuk anak balita telah mampu mengantarkannya menjadi Wapres yang kemudian sebagai Presiden R. I. ke lima.

 

Dalam kepemimpinannya yang mengklaim  sebagai partainya wong cilik, justru suara mereka tidaklah didengarkannya. Bahkan beberapa wong cilik di DKI  digusur oleh gubernur Sutyoso, uang ia restui ketimbang kadaernya sendiri  toh  Mega tak dapat bernuat apa-apa. Kebutuhan pokok naik harganya sekalipun masih sangat wajar bila dibandingkan dengan saat ini. Memang stabilitas keamanan lebih kondusif dan kurs rupiah stabil, hanya sulit ditepis bahwa Mega tak kuasa untuk tidak menjual Indosat dll. Juga oleh Jacob Nuawea sebagai Menakertrans diperkenalkanlah sistem “out sourching” dalam memenuhi recruitmen staf di berbagai perusahaan bahkan kini berlaku pula bagi BUMN dll. Sungguh hubungan industrial PANCASILA dinafikannya apapun alasan yang ada kala itu, sebenarnya tidak boleh terjadi.

 

Hal yang ambigius ia mengecam program BLT Rezim SBY namun saat gencar – gencarnya kampanye Pilpres 2009, justru seolah mendukungnya kalau tidak terkesan bahkan sebagai inisiatornya. Sebagai mantan Presiden R. I., nampaknya kurang menunjukkan sikap pesatuan dengan selalu saja absen saat HUT Kemerdekaan digelar di Istana. Apapun alasannya sangat merugikan dirinya. Dengan hilangnya ke dua pulau Sipadan & Ligitan pada 17 Desember 2002 oleh Mahkamah Internasional (ICJ) menjadi hak wilayah territorial Malayasia, walau hal ini merupakan sengketa lama di kala Pak Harto masih berkuasa, telah mempermalukan dirinya. Bahkan oleh para pendukung setyanya sendiri  PDIP digembosinya dengan membentuk Partai tandingan yakni Partai Demokrasi Perjuangan (PDP) yang dimotori oleh BB Yanis dan Laksamana Sukardi, walaupun bernasib hanya sebagai partai penggembira saja yang tidak mengakar. Atas berbagai kekurangan dan kejadian tersebut nampaknya ekses “Satria Wirang” juga menghinggapi dirinya.

 

BERSAMBUNG//SAMPURNA

 

Read Full Post »

SALAM BUDAYA!

Jaya! Rahayu – Widada – Mulya.

 

Sebagai anak – anak bangsa sekalipun bangsa & negara ini sudah ada yang mengurus, kita tidak boleh hanya sekedar menonton dan atau bahkan menghujatnya saja karena bagi Proklamatoris yang tak mungkin lepas dengan PANCASILA memiliki tanggung jawab sosiala sebagai perwujudan KAM (Kewajiban Asasi manusia Indonesia Nusantara Jaya) apa lagi bagi muslim – muslimah terdapat semboyan “HUBBUL WATHAN MINAL IMAN”, Cinta Negara adalah sebagian dari iman! Karena dengan doapun lebih dari cukup sehingga kita semua pasti bisa melakukannya. Semoga.

 

A.JANGKA RNG. RANGGA WARSITO III TENTANG JAMAN KEMAKMURAN.

 

Dalam sajian ini peyaji lebih suka menggunakan kata “jangka” bukan ramalan, karena untuk memberi penghargaan dan rasa syukur karena tidak saja dekat akan tetapi mengerti dengan GUSTI – nya sehingga sang pujangga dianugerahi informasi dini oleh Tuhan Seru Sekalian Alam atau melalui bahasa Birokrat – NYA sehingga akurasi dari bocoran itu tepat. Sementara sebuah ramalan adalah banyak dipengaruhi oleh unsure subjectivitas sekalipun banyak didukung oleh berbagai factor sehingga akurasinya masih diragukannya. Satu fakta bahwa RNg. Ronggo Warsito sekedar menyampaikan apa yang dianugerahkan TUHAN, dia tidak pernah korup atas apapun yang TUHAN berikan, sejelek apapun yang akan menimpa dirinya dan atau keturunan dan atau generasinya nanti seperti dalam dua kitabnya  yakni “Rajanata piningit & Rajawedha piningit” yang merupakan karya kolaborasi atas hasil kontemplasi, samadi, meditasi atau tawakur – tahanut bersama – sama dengan Susushunan Paku Buwana IX dan Sri Mangkunegara IV.

 

Oleh karnanya sangat disayangkan informasi dini yang telah dianugerahkan pula kepada Jayabaya dan atau Sabdo Palon juga kepada RNg. Ronggo Warsito yang banyak terbukti akurasinya sama sekali tidak dimanfaatkan oleh bangsa ini misalnya bila jangka itu berakibat buruk, kewajiban kita melakukan upaya agar hal tersebut tidak terjadi atau setidaknya ekses negatifnya seminim mungkin. Bukankah terdapat semboyan :“KODRAT BISA DIWIRADAT” ?.

 

Adalah hak MUI  guna mendeklarasikan hasil Munas  VII yang ditutup pada 29 Juli 2005 di Istana Wakil Presiden yang telah menetapkan 11 fatwa haram termasuk “Perdukunan (kahanah) dan peramalan (‘iraafah) serta doa bersama dalam bentuk muslim & non muslim berdoa secara serentak hukumnya haram”. Esensi pluralisme, e pluribus unum, kepelangian, kemajemukan, kekitaan sebagai multi kulturalisme telah dinafikannya. Sungguh tidak bisa dibayangkan manakala itu mengikat maka betapa kacaunya saat bangsa ini merayakan dirgahayu Proklamasi, hanya sekedar guna menyampaikan rasa syukur dan berdoa keharibaan – NYA pun begitu repotnya karena yang non muslim harus menyingkir terlebih dahulu dan sebaliknya. Quovadis bangsaku. Sedangkan TUHAN adalah Maha Tahu – Maha Menerima dengan Maha Rahman & Maha Rakhimnya.

 

Oleh karnanya fatwa tersebut secara spontan menimbulkan polemic di masyarakat  dan tak ketinggalan Gus Dur selaku Ketua Umum Dewan Syuro PKB, menolak keras ke 11 fatwa MUI tersebut. Menurutnya Indonesia bukan suatu Negara yang didasari satu agama tertentu. Selain itu, MUI dinilai bukan institusi yang berhak menentukan apakah sesuatu hal benar dan atau salah”. (Kompas Saptu, 30 Juli 2005).

Bukankah nabi Muhammad pernah bersabda bahwa : “Pada akhir zaman nanti umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan yakni :

1.      Umat Yahudi akan terpecah belah menjadi 71 golongan, satu  golongan masuk syurga lainnya masuk neraka.

2.      Umat Kristiani akan terpecah – belah menjadi 72 golongan, satu golongan masuk syurga, lainnya masuk neraka.

3.      Umat Islam akan terpecah – belah menjadi 73 golongan,  semuanya masuk neraka, hanya satu yang benar yaitu yang tetap berpegang teguh kepada Allah dan rasul – NYA, (Alqur’an dan Hadist).

 

Esensinya sesuatu yang saat disabdakan oleh rasulullah belumlah terjadi dan merupakan suatu peringatan bagi umat Muhammad saw. Lalu apakah itu merupakan jangka atau ramalan para sidang pembacalah yang dapat memaknainya.

 

Proklamasi dan atau Jaman Kemakmuran itu jauh hari telah disampaikan oleh pujangga agung RNg. Rangga Warsito (III), dalam kitab ‘Sabdo Jati’ dengan candra sengkala (tahun Jawa yang dipuitiskan dengan jiwa isoteri) yang berbunyi “ WIKU MEMUJI NGESTI SAWIJI” , maknanya : Sang Pujangga bepuja dan berpuji dengan doa mohon kesatuan – kemanunggalan. Sebagai lambang dari angka = wiku (7), memuji (7), ngesti (8) dan sawiji (1). Terdapat angka = 7781 dan harus dibalik sebagai tahun yang berjalan yakni = 1877 yang bertepatan dengan tahun Masehi 1945.

Kemudian masih diulanginya dalam kitab ‘Joko Lodang’ dengan candra sengkala : “WIKU SAPTO NGESTI RATU”, maknanya sama bahwa wiku (7) Sapto (7), ngesti (8) dan ratu (1) = 7781 = 1877.

Perlu dicatat bahwa tahun Masehi 1945 itu terdapat dua tahun Saka Jawa yakni 1876 dan 1877, Nah Rangga Warsito dalam karya futuristic nampaknya lebih suka menggunakan angka tahun 1877 sekalipun itu setelah bulan Agustus (1945). Atau bisa jadi karena alasan lain.

  1. HOROSCOPE NUSANTARA

Pada tanggal 8 Ramadan 1364 H dan atau 9 Pasa 1876 SJ yang bertepatan dengan 17 Agustus 1945, harinya Jumat dan pasarannya Legi, yang jumlah naptunya = 11; dan secara horoscopis khas Nusantara ditinjau dari sudut Sapta wisesanya/zodiaknya  jatuh pada “SATRIA WIRANG”. Dapat ditambahkan bahwa rasi zodiac khas Nusantara ini dibagi dengan kata “wuku” (uku) yakni dalam 1 wuku = 7 hari yang dimulai dengan hari Minggu (Nga’ad) dengan jumlah rasi setahunnya = 30 wuku = 210 hari. 30 wuku itu dimulai dengan nama “Shinta” dan diakhiri dengan “Watu Gunung”, sebagai suami Shinta. Anehnya nama – nama wuku itu menggunakan nama – nama keluarga besarnya sekalipun  merupakan hasil  hubungan insex, karena tidak saja sang ibu yang dikawininya akan tetapi bibi – bibinya juga. Dalam perbintangan khas Nusantara ini memuat nama dewa, paringkelan (saat naas) dan berbagai unsure lainnya.  Disamping itu masih ada yang disebut dengan “Pranata Mangsa”, 12 masa yang umurnya sama dengan tahun Masehi hanya durasi masa satu dengan yang lain tidaklah sama. Yang merupakan rangkuman sunatullah atas tanda – tanda alam & kejadian  yang utamanya memberi panduan untuk kaum tani sebagai negri agraris dalam memberdayakan potensi tanah dan benih serta air dan lain sebagainya.

 

Ada sisi lain yang dipercaya sangat berpengaruh pula dalam kehidupan pribadi maupun berbangsa & bernegara yakni Sapta Wisesa(pancasuda), 7 karakter yakni :

1.       Wasesa sagara (kuasa samudera), baik.

2.       Tunggak semi  (tunas yang bersemi), baik.

3.       Satria wibawa (satria yang berwibawa), baik.

4.       Sumur sinaba (sumur yang senantiasa dikunjungi orang), bail.

5.       Satria wirang (satria yang selalu dipermalukanya), buruk.

6.       Bumi kapetak (bumi yang dikapling – kapling), buruk.

7.       Lebu katiup angin (debu tertiup angin), buruk.

 

Perbedaan dengan horoscope lainnya adalah tentang durasi bila zodiac Nusantara berlaku saban hari sebaliknya zodiac lain berlaku secara mingguan. 7 karakter tersebut akan selalu berbeda dari minggu ke minggu yang masih dilengkapi dengan :”Pawukon (30 wuku/uku dalam setahun = 210 hari) serta Pranata Mangsa (12 bulan)”. Sehingga bahasa TUHAN &  atau ALAM yang diterjemahkan dengan hati dan akal yang dilengkapi dengan ilmu titen (pencermatan segala fenomena dan fakta) akan saling melengkapi dan analisanya semakin cermat, apa lagi perbedaan waktu baik detik, jam saja akan menyebabkan perbedaan kharakteristik bagi orang yang satu dengan yang lainnya. Sayang bisa jadi karena dianggapnya rumit dan detail serta complicated justru telah ditinggalkan oleh anak – anak bangsanya sendiri.

Watak dari Satria Wirang ini adalah “selalu saja dipermalukan”, baik oleh orang lain atau oleh diri sendiri atas perbuatan kita sendiri dan atau oleh alam tu sendiri.

 

Secara lengkap horoscope tesebut sebagai berikut :

Secara horoscopis tradisional Jawa, sebagaimana Kalender Sultan Agungan atau kalender Mataram sebagai berikut :

1. Hari                                :  Jumat

2. Pasaran                         :  Legi

      3. Tanggal                 :  9 Pasa 1476 SJ/8 Ramadhan 1364 H

4. Bulan                             :  Pasa (Ramadhan/Saum)

5. Tahun                            :  Ehe, 1876 SJ

6. Windu                            :  Kuntoro

7. Wuku                             :  Manail

8. Sapto wisesa             :  Satria Wirang

9. Pal Dwadacaaksara       :  Bathara Iswara

10. Pal Kenabian                :  Nabi Idris

 

Dalam horoscop tersebut di atas terdapat dua tengara alam yang sangat mempengaruhi perjalanan berbangsa & bernegara yakni :

(1). Pengaruh Sapta Wisesa yakni : “SATRIA WIRANG”.

(2). Penobatan Bung Karno dalam windu “KUNTARA” yang oleh sang pujangga   diwartakan sebagai      berikut : “Sasmita Windu Kuntara adalah : “Kalau ada Raja (Presiden) yang  berkuasa pada windu ini, akan panjang umurnya akan tetapi ditengah – tengah kekuasaannya, orang kecil/kawula alit banyak yang berani melawan penguasa dan bakal ada perang besar“.

 

Bukankah hal tersebut telah pula menjadi suatu kenyataan ? Dalam perjalanan Republik tercinta ini terjadi perang melawan Belanda baik perang kemerdekaan – kless Belanda I maupun kles II serta bebagai pemberotakan oleh anak – anak bangsanya termasuk Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) atau G30S PKI yang oleh Bung Karno disebutnya Gestok (Gerakan Sati Oktober) yang memicu Bung Karno, didemo secara besar – besaran oleh mahasiswa yang tergabung dalam KAMI – KAPPI sebagaimana scenario “invisible hands” dengan “Tritura” bahkan kemudian diikuti oleh  pembantaian oleh rezim Soeharto terhadap anggota PKI dan yang disangkakannya bahkan banyak Soekarnois yang menjadi korban. Lihat bagaimana Waperdam III dan sekaligus Ketua MPRS Chairul Saleh setibanya dari RRT langsung dijebloskan di RTM hingga akhir hayatnya tanpa suatu proses peradilan ?. Dan Ketua Mahmilub  Kol. CKH.AD M. Sidik Kardi, SH (Nrp. 15823) karena menolak memahmilubkan Bung Karno yang tidak ada bukti dan tuduhan sangat naïf, irasional dikatakan Bung Karno telah merebut kekasaannya dari tangannya sendiri. Akibat penolakan tersebut maka ia dijeblokan dalam penjara dengan penyisaan di luar batas perikemanuiaan selama 12 tahun 4 bulan (7 Agustus 1967 – 8 Desember 1979) dengan dakwaan dirinya terlibat G30 S PKI, tuduhan bohong & rekayasa dan tanpa proses pengadilan. Keluarganya diusir dari rumah milik pribadinya di Jl. Taman Tanah Abang III No. 21 yang diokupasi oleh AD. Dan tentu masih begitu banyak dialektika dan korban yang tak terhitung jumlahnya itu. Alasan “mendem jero mikul dhuwur terhadap diri Bung Karno” adalah sandiwara  belaka.

 

Nah Nampaknya pengangkatan   Yudhoyono sebagai Presiden R.I untuk masa bakti kedua kalinya pada 20 Oktober 2010, jatuh pada Windu Kuntoro pula. Akankah beliau mengikuti nasib Bung Karno dan atau Gus Dur yang mendapat impeachment atau pemakzulan ?. Walahu ‘alam bishawab.

Namun sayang banyak para spiritualis yang telah mengirim surat ke Presiden jauh sebelum saat “Tumbug Ageng“, toh tidak ada denyut ritualitas apapun bentuknya. Bisa jadi karena surat tidak diterima Presiden SBY karena mungkin petugas sensor dari Sekneg menganggap tidak layak untuk diteruskan dan atau diteruskan namun Presiden menganggap hal tersebut tahyul dan menyimpang dari ajaran agama Islam. Wallaahu a’lamu bishswab.

 

Dalam pananggalan Jawa bahwa siklus waktu yang seluruhnya karakteristik – horoscopicnya sama persis adalah saat terjadi  siklus “tumbug ageng” (bertemu keseluruhannya). Nah pada 9 Ramadhan 1940 SJ adalah “Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia LXIV (ke 64).Yang betepatan dengan tanggal Masehi 21 September 2007. Seharusnya Pemerintah berkenan menggelar acara ritual khusus dengan menggelar “Raja Suyo”. Apa lagi sudah banyak surat dari warga masyarakat yang menggeluti horoscope Nusantara termasuk para spiritualis yang telah mengirim surat ke Presiden jauh sebelum saat “Tumbug Ageng“, namun toh tidak ada denyut ritualitas apapun bentuknya. Bisa jadi karena surat tidak diterima Presiden SBY karena mungkin petugas sensor dari Sekneg menganggap tidak layak untuk diteruskan dan atau diteruskan namun Presiden menganggap hal tersebut tahyul dan menyimpang dari ajaran agama Islam.  Wallaahu a’lamu bishswab.

 

Sebagai bangsa yang didzolimi oleh Nekolim telah menjadikan bangsa & Negara ini kuat dan besar bahkan  mampu menjadi inspirator  (trigger off) bahkan akselerator kemerdekaan bagi puluhan Negara – Negara di dunia dan sempat menjadi pemimpin dunia, setidaknya dalam Konferensi Asia – Afrika (KAA) yang telah mampu menelorkan PIAGAM “DASA SILA BANDUNG”. Indonesia juga besar jasanya terhadap RRC karena Bung Karno tak segan – segan mendesak PBB agar RRC sebagai pemilik budaya terbesar dan berpenduduk terbesar dunia,  harus dan mutlak menjadi “Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB”.

Kekuatan armada tempur negeri ini seiring  perang “TRIKORA” dalam menyatukan bumi Cendrawasih dari cengkeraman Belanda, sungguh sangat membanggakan dengan pesawat pembom tercanggih T 16, dan belasan kapal selam dan puluhan armada perang & penyapu ranjau yang membuat kagum bagi Negara – Negara sahabat dan ciut nyalinya bagi Negara – Negara nekolim termasuk Malay yang dianggap oleh Bung Karno sebagi Negara boneka Nekolim. Apa yang dinyatakan oeh Bung Karno kini baru menjadi suatu kenyataan bagaimana polah tingkah negara dan warga Malay terhadap bangsa & Negara tercinta ini.

Ekses watak “Satria yang dipermalukan”,  justru tidak saja terhadap sosok masing – masing presiden R.I. yang kita hormati akan tetapi seluruh bangsa ini ikut pula dipermalukannya. Bagaimana bloggers Malay dengan bangga melecehkan dengan memelesetkan kata – kata dalam lagu “Kebangsaan Indonesia Raya” yang tidak senonoh, bagaimana mereka menyebut kita sebagai “Bangsa Indon”, kemudian menyebutnya sebagai “Bangsa Indonesialan” dan yang terakhir “Bangsa Babindon”. Juga bagaimana masyarakat Arab Saudi yang memperlakukan TKW saudara kita tak ubahnya sebagai budak belian sebagai tradisi – adat istiadat masyarakat di Tanah Suci itu. Ribuan anak – anak Merah Putih menggelandang di bawah jembatan dan berapa ribu anak – anak tanpa bapak dan dipancungnya seorang TKW yang tanpa diketuai oleh kedutaan besar Indonesia di Arab Saudi. Eloknya raja Arab Saudi, Abullah oleh Universitas Indonesia sebagai universitas terbeken di Republik ini dihadiahkanlah anugerah “DOKTOR HONORIS CAUSA”, yang dianggapnya memiliki maha karya di bidang kemansiaan! Yang tak pelak menimbulkan kontroversi di tubuh UI sendiri dan masyarakat luas. Integritas sebuah Universitas yang mandiri  & netral seolah telah bertekuk lutut hanya oleh uang gara – gara sang raja pernah menyumbang universitas tersebut. Sungguh suatu pelecehan yang sangat menyinggung harga diri bangsa di tengah derita – luka lara para TKW dan mantan TKW di Arab tsb.

 

BERSAMBUNG//SAMPURNA

Read Full Post »


SALAM BUDAYA!

JAYA – RAHAYU – WIDADA – MULYA DUNIA AKHERAT DOA & PUJI KAMI UNTUK SEMUANYA.

 

Nama – nama elit Partai Demokrat nampaknya dipakainya oleh alam untuk menyindir peri laku adharma yang jauh dari sikap seorang negarawan yang dapat dianggap merefleksikan demoralisasi bagi seluruh bangsa Indonesia ini. Maka ada satire bagi PD seiring kepulangan Nazar yg menggunakan alegoris yakni:

 

1.      Aduh – aduh Anas – Anas2!

2.      Tolong  Diibas – ibas!

3.      Karena dalam bulan “Pembakaran – Ramadhan” dengan semangat beribadah & mendekatkan dirinya keharibaan Sang Khaliq, akhirnya hasilnya hanya mak “POH”. ANcur berantakan.

Sedangkan Pak Beye selalu mengingatkan agar para anggota Partai Demokrat senantiasa  berpolitik dengan  santun dan cerdas.

 

4.      Amat sayang gerbong Partai Demokrat kebanyakan diisi oleh orang – orang yang disebutnya  Situmpul, maaf banyak pihak menilainya IQ – nya jongkok baik dalam matra kecerdasan emosi, kecerdasaan intelegensia dan kecerdasan spiritualnya.

 

5.      Sampai – sampai Ketua DPR terus – terusan dicaci maki  masyarakat : “Juki – juki – juki mai ! Dasar Ali tidak henti – hentinya senantiasa memberi pernyataan yang bertolok belakang dengan kebijakan Sang Ketua Pembinanya pada 23 Juli  lalu. Mereka berkomentar , cerdas apanya kalau  punya ide untuk pembubaran KPK & pembebasan para koruptor setelah mengembalikan uang korupsinya ? Maka tak ayal petinggi PD yang menjabat Ketua DPR inipun sudah empat kali diadukan ke Dewan Kehormatan DPR.

 

6.      Sungguh ironiss semua kebijkan  partai dan arahan Ketua Dewan Pembina & Ketua Dewan  Kehormatan PD serta software PD menjadi sia – sia, menjadi “Muba(sir)” adanya.

 

7.      Karena “Ro(c)k”, kaya Batu – Ngana semua! Kerasnya hati para elit PD yang justru diantara  mereka saling serang dan menyudutkan serta merendahkannya. Satu sisi sikap menjilat, ABS begitu kental yang tidak mau berkaca pada pengalaman kejatuhan rezim Bung Karno, Pak Harto maupun Gus Dur seiring adanya para pembisik.

 

8.      Sungguh ironis “Mala” atau penyakit tersebut justru demikian suburnya yang tertuju pada maaf meminjam kaidah bahasa Jawa ada kata jadian dari dua suku kata yakni seperti sura (berani) ing laga (perang)….; menjadi “sureng – laga”. Maka mala (memala – penyakit) marang – ing (mranging) “kejujuran – kebenaran – keadilan’ sehingga kebohongan yang mewabah jadinya.

 

9.      Akibatnya burung Nazar pun nyaring kicauannya yang mampu menohok siapapun yang menjadi  bidikannya, pimpinan KPK, elit PD dan para menteri dan lain sebagainya.

 

10.    Sayang bendera putih telah dinaikkan karena “Nurnya” telah menemui “Pati” ajal, sehingga nur keadilan – nur kebenaran – nur kejujuran – nur bela Negara – nur patriotisme semuanya telah raib karena godaan tiga T yakni “tahta – harta dan wanita” yang sengaja ditebar oleh para  zionisme itu.

 

11.   Tapi enlightening – kesadaran untuk introspeksi – ektrospeksi – retrospeksi dan sircumspeksi dalam berbangsa & bernegara tidak pula kunjung sadar bahkan dibiarkannya. Ben – ben, Nih  Kang; Haer – haer (bahasa Arab), baik – baik biarkan saja MAN! EGP ?

 

12.   Maka bila sudah begitu jadinya sungguh – sungguh benar – benar “Angel”, sukar sekali apa lagi  justru cipika – cipiki tidak ada rasa  keprihatinan, rasa krisis, rasa SOS dalam berbangsa &  bernegara. Sungguhpun demikian sejatinya bila tahu kuncinya masih ada dewa penolong yakni  “Angel – INA”, Bidadari – Bidadara Indonesia Nusantara Jaya.

 

13.  Kini banyak diperlukan anak – anak idiologis Muhammad, Son Mustapa yang harus hijryah menjad insane – insane Demokrat yang terpuji yang benar – benar tidak hanya slogan memberantas KKN, benar – benar patai yang solid. Dzikir Ya Mustapa – ya Muhammad dan seterusnya perlu  digalakkannya. Agar suara bela Negara “Hubbul wathan minal iman”, cinta Negara adalah sebagian dari iman!

 

14.  Bila itu dapat dihayati secara frontal, menyeluruh maka esensi nilai “samsu” ( 3 & 4 = 7) dari  Adien, sinar kemulyaan – sinar kebenaran – sinar keadilan akan dapat tercapai. Tujuan hijryah  berhasil.

 

Namun bila tetap enjoy dengan kondisi yang ada Bergelimang dengan adharma maka nampaknya sulit untuk menafikan adanya kehancuran Partai Demokrat. Sehingga bila ada Pemilu 2014 maka rakyat akan meninggalkannya karena mereka tidak mau kejebur untuk yang kedua kalinya, melakukan blunder.

 

Itulah yang bisa diambil hikmahnya dari nama – nama yang dipinjamnya demi kebaikan Bunda Pertiwi. Semoga yang memiliki nama ihklas memberinya pelajaran dan tulada bagi bangsa tercinta ini. Dan mohon dimaafkan bila tidak berkenan. JAYALAH INDONESIA NUSANTARA KU!

SAMPURNA

Read Full Post »