Feeds:
Pos
Komentar

Jaya Rahayu Widada Mulya.

Dear ALL yang kami hormati, salam dan doa kami di atas semoga dapat terjiwai oleh kita semua. Nah artikel ini dengan suka cita untuk menjawab pertanyaan dari sahabatku yang sebenarnya bundelan ilmu dan pengetahuan luar biasa.

HAL : PEMINDAHAN KEKUASAAN DALAM TEKS PROKLAMASI

Diskusi ini menarik dan memperkaya referensi apa lagi berpijak pada moral – spiritual. Diskusi dengan judul di atas baru marak & hangat – hangatnya di RT sebelah, nah siapa tahu di milis ini ADA UANG DENGAR ? hahahahahahah!

Tentang teks PROKLAMASI bisa kita bayangkan betapa alot dan menguras energi para pejuang kemerdekaan saat itu, golongan muda revolusioner sehingga baru jam 0400  17 Agustus 1945 itu selesai, yang juga dijiwai oleh saudara2 kita semua, satu pertanyaan dari Bung Mantje saja sudah menohok akal pikir kita semua.

Kami teringat atas diskusi saya dengan RM. Sawito Kartowibowo yang menurutnya BUNG KARNO baru menerima sebuah pertanyaan yang mirip apa yang Bung Mantje tanyakan sebagaimana judu diatas oleh anak angkatnya RM. Sawito..

Pemindahan kekuasaan, di situ maksudnya bukan suatu timbang terima/serah terima! Pemindahan kekuasaan di situ kaitannya adalah DENGAN JIWA/SEMANGAT (di saat hari Proklamasi masih menjadi konsep) rumusan konstitusi Negara PROKLAMASI, seperti yang kemudian sah tercantum dalam PREAMBULE UUD1945 yang bebunyi :

“BAHWA SESUNGGUHNYA KEMERDEKAAN ITU IALAH HAK SEGALA BANGSA & OLEH SEBAB ITU, MAKA PENJAJAHAN DI ATAS DUNIA HARUS DIHAPUSKAN, KARENA TIDAK SESUAI DENGAN PERI KEMANUSIAAN & PERI KEADIAN”.

Dan yang kemudian dipertegas dengan pasal 29 ayat 1 : “NEGARA BERDASARKAN ATAS KETUHANAN YAN MAHA ESA”.

Jadi PEMINDAHAN KEKUASAAN TSB. DAPAT DITERJEMAHKAN SEBAGAI KEHADIRAN KEKUASAAN TUHAN ALLAH SWT BAGI BANGSA INDONESIA! Nah begitulah jiwa dari istilah PEMINDAHAN yang disebut dalam naskah PROKLAMASI, sebab BANGSA itu sendiri pengertiaannya adalah SATU JIWA!

Tegasnya, pemindahan kekuasaan tsb. TIDAK PERLU PERSETUJUAN ATAU IJIN DARI SIAPAPUN, KARENA KEMERDEKAAN ITU ADALAH HAK BANGSA KITA SENDIRI!

Demikianlah kiranya untuk dipahami dan tidak perlu dipertentangkannya lagi. Dan kesalahan sistem pendidikan bangsa ini, hal – hal yang esensial dan fundamental justru tidak diajarkan lagi khususnya PANCASILA! Dan yang terpenting adalah bagaimana anugerah TUHAN yang tak terhitung itu dapat diberdayakannya untuk sebanayk banyakknya kepentingan RAKYAT. Nasionalisasi FREEPORT JC.MORGAN dan berbagai perusahaan transnasional lainnya yang oleh Pak Harto diberinya KADO GRATIS seiring keberhasilan atas PERANG DINGIN oleh AS dan Pak Harto dengan mudah menggantikan Bung Karno yang berketetapan hati untuk melenyapkan “EXPLOITATION DE L’HOMME PAR L’HOMME & EXPLOITATION DE NATION PAR NATION” sehingga Negara NEKOLIM tidak akan dapat leluasa menjarah bangsa2 lain.

Ironisnya justru oleh Pak Harto dinafikannya dan diganti dengan NEO LIBERALISME yang melanggar PANCASILA & UUD 1945. Pada 1967 Free Port diberinta tanah 1,2 juta hektar. Dan pada 1971 dibuat kesepakatan untuk membagi – bagi tambang minyak bumi & mineral di Nusantara ini kepada perushaan asing seperti Calex; Frontier; Hapco; Sibclair & Gulf Western. Dan UU PMA yang lebih liberal dibanding AS sendiri. Dan huebatnya lagi terungkap  hingga kini setidaknya telah terjadi 78 UU yang bikin adalah ahli (kepentingan) Asing! Kita jadi nudis tak ada kedaulatan sama sekali! Qouvadis!

NASIOALISASI PERUSAHAAN TRANSNASIONAL, ADALAH MUTLAK BUKANKAH BOLEVIA & VENEZUELA TELAH SUKSES MELAKUKANNYA DAN AS TD BISA BERKUTIK ? MENGAPA KITA YG PUNYA UUD 1945 DAN MOTTO “INDONESIA BISA” bisanya cuman jadi JONGOS ? Maka VACUM OF LEADERSHIP hendaknya segera diisi karena yang ada baRu sebatas PENGUASA!

Nah secara spiritual akan makin benderang dengan banyaknya ayat2 TUHAN selama Ramadhan dan Syawal ini! Mengapa Bus MERDEKA (Tasik – Jakarta) TERBAKAR ? Mengapa SUMBER KENCANA tabrakan di Majakerta ? Yang masih direconfirm dengan tabrakannya bus SUMBER ALAM di JATI BARANG ?.Bukankah itu adalah sebuah PERINGATAN ALAM DENGAN BAHASANYA SENDIRI ?. Yang akan kami sajikan Lanjutannya “SUDAH MERDEKAKAH BANGSA INI ?.//salam dan doa kami//SAMPURNA

SALAM BUDAYA!

Jaya! Rahayu widada mulya semoga dianugerahkan kepada kita sekalian dan bangsa ini.

Tak habis – habisnya bangsa ini dipertontonkan oleh alam segala kejadian yang semakin menguras air mata.

Oleh karnanya kami terinspirasi untuk menandai adanya ‘MINGGU  & SENIN KELABU di minggu IV bulan September ini, yakni :

 

Minggu (25 September 2011) :

(1)   Terjadi bom bunuh diri di Solo di Gerejal Pepunton ,  seusai kebaktian jam 1045 WIB, terdapat 1 orang tewas (pelaku bom bunuh diri), 14 luka – luka berat dan ringan. Pelaku tororisme sudah semakin kehilangan militansi karena sasarannya tak lagi memilih – milih sasaran baik masjid maupun gereja semua sama. Yang mereka iinginkan adalah disorder – kekacauan di segala bidang. Sungguh naïf pemuda ganteng bernama Pino Darmayanto yang namanya diganti menjadi Ahmad Urip alias Ahmad Yosepa, Hayat dan atau Raharjo sebagai martir yang mati sia – sia atas nama ego dogma kebenaran.

(2)   Gedung kantor bupati dan gedung DPRD di Buton Utara pada 25/09/11 menjadi abu menyusul sebelumnya terjadi amuk massa dengan membakar mobil Pemda dll. gara – gara tuntutan warga untuk segera pindah ke ibokota kabupaten yang baru yang sama sekali sarana & prasarananya belumlah siap sama sekali.

(3)   Dunia wahana Atlantis di Ancol roboh,  untungnya tidak menewaskan pengunjungnya.

(4)   Bom juga ditemukan di Ambon, bahkan menurut laporan Ketua MUI,K.H. Cholil Ridwan (27/09)  peristiwa Ambon telah menyebabkan : 198 rumah rusak; 5 orang tewas; 43 luka korban tembak & 62 luka berat. Yang membuatnya mereka heran Pak Beye dinilai justru betapa perhatiannya terhadap kasus Solo ketimbang di Ambon.

 

Lanjut Baca »

Jaya rahayu widada mulya.

 

Para kadang sutrena ingkang dahat kinormatan.

 

 

Sekedar sharing, terdapat ramalan yang nyala wadi yang mungkin masih belum banyak diketahui masyarakat bahwa hasil manekung bersama antara PB IX, MN IV & Ki Ronggo, hasilnya sama dan dijabarkan dalam kidung. Ramalan ini kami masukkan dalam draf buku ‘MENGUAK MISTERI SURO 1945 SJ (AJ) & RAMALAN KIAMAT 21 DESEMBER 2012 OLEH SUKU MAYA”. Mohon masukkan dan tanggapan atas sajian di bawah agar dapat melengkapi draf buku tsb. sembah nuwun//

 

3. HASIL KOLABRASI ANTARA RNG. RONGGO WARSITO DENGAN PAKU BUWONO IX & KGPAA. MANGKUNEGARA IV.

 

Sungguh mengagumkan hasil manekung – tarak brata – samadi – meditasi – contemplasi tiga priyagung penerus dinasti Mataram itu telah mendapatkan sasmita – wangsit dari Sang Hyang Widhi Wasa yang selanjutnya oleh Sang Pujangga dipilih dan dipilah antara suara langit yang akan berlaku bagi penerus trah darah biru dinasti Mataram sekalipun tidak menggembirakan tetap mereka wasiatkan tanpa ada sedikitpun menutupi sasmita yang dianugerahkan – NYA itu. Berbagai sasmita khusus trah darah biru itu dihimpun di dalam kitab “WEDA NATA PININGIT”, sementara untuk umum atau kawula Nusantara dihimpun di dalam kitab “WEDA TAMA PININGIT”, sebagaimana dipaparkan oleh Ki  Sarjono Darmosarkoro dalam bukunya “Pengetan Polokrami 50 Tahun KRT. Sarjono Darmosarkoro Kalian R. Ayu Soerastri” (1993). Perlu dipahami bahwa Mangkunegoro IV (1853 – 1877M) yang multi talenta itu yang aslinya sebagai seorang prajurit, Mayor dari Legium Mangkunegaran yang selanjutnya menjadi Patih Kadipaten Mangkunegaran. Beliau bukanlah putra mahkota melainkan hanyalah seorang “Anak Angkat dan sekaligus sang menantu dari Sri Paduka Mangkunegoro III”. Sejak kecil kepunjanggaannya telah menonjol dan beliau mewariskan karya antara lain kitab “Weda Tama”.

 

1.SERAT WEDA NATA PININGIT.

 

Kitab ini terdiri dari 28 pada, yang perlu dicermati  utamanya ada 5 (lima) pada (bait) pupuhnya  Pangkur yakni :

 

a.       (pada No. 1)  : Sekar Pangkur paripurna/Amedaraken Weda Nata

kapingit/Mirid jangkaning pra jamhur/Ing jaman Jayabaya/Iku mbenjang kang jumeneng madeg ratu/Misih putra ping sadasa//Nggih maksih sinengker Widdhi// (Sekar Pangkur paripurna/Menjelaskan Weda Nata Kapingit/Mirid jangkanya orang luhur/Di jaman Jayabaya/Itu nanti yang jumeneng menjadi ratu/Masih putra PB X/Ya, orangnya masih dirahasiakan oleh Yang Widdhi//

 

b.      (pada No. 10) : Pajo padha titenena/Mbok menawa anak putu menangi/Nata Ping Sanga ngedaton/Kondur jeng Mangkunagara/ Radyan Rangga Warsita nderek tut pungkur/Mring dalem Mangkunegaran/Kaping Pat gya siniwi// (Mari silahkan ditandai/Barang kali anak cucu mengalaminya/Ratu PB IX ke kraton/Pulanglah Mangkunegara/ Rangga Warsita mengikutinya di belakang/Ke kadipaten Mangku negara/ Yang segera lenggah dampar//.

 

c.       (pada No. 11) : Nutuken wirajatira/Lawan dyan Rangga Warsita Ngabei/Priye dadine ing besuk/Matur dyan Rangga Warsita/Hapan sampun pepesthenira Hyang Agung/Risak ing Surakarta/Karaton mbenjang angalih// (Melanjutkan tawasulnya/Bersama RNg. Rangga Warsita/Bagaimana jadinya kelak/Rangga Warsita menjawab/Ya karena itu telah menjadi ketentuan TUHAN/Rusaklah kraton Surakarta/Kraton kelaknya akan pindah//

 

d.      (pada No. 12) : Kacitra wetan Bengawan/Pan ing Wana Ketangga dunung neki/Mangsuli wirajat wau/Badhe pecahing harga/Mangka tirta amili amor lan hendut/Jogya kratone hilang/Tuwin Kedu risak sami// ( Diceriterakan sebelah timur Bengawan/ Di Alas Ketonggo tempatnya/ Kembali ke hasil tawasul tadi/Akan meletusnya gunung berapi/Sedangkan air beserta lumpur/Jogya kratonnya hilang/Dan daerah Kedu rusak semua//

 

e.       (pada No. 13) : Sajung pajege  satangan/Tanpa ubarampe myang bribit – bribit/Sirna ingkang raja pundut/Tuwin para luhur Jawa/Misah nggone sahadarum lan gupernur/Kabeh ingkang bangsa sabrang/Samya mulih sirna gusis// (Se – perahu pajaknya satangan/Tanpa sarana yang mewadahi/Hilang yang Sang Raja minta/Juga para leluhur Jawa/Memisahkan hubungan dengan gubernur Belanda/Semua bangsa asing/Semua pulang ke negerinya hingga bersih//

 

2.SERAT WEDA TAMA PININGIT (10 BAIT), PUPUH SINOM

 

a.       (pada No. 1) : Sinome hatur uninga/Weda Tama kang Piningit/Kang gumanti nata wreda/Maksih sinengker ing Widhi/Hiku raharu benjing/Kang sumela dadi ratu/Turune Ping Sedasa/Nutuken wibawa mukti/Kang sung sabda Jeng Gusti Kaping Sekawan//(Sinomnya memberi tahukan/Itu besuk terjadi huru hara/Yang menyela menjadi ratu/Masih turunnya PB X/Meneruskan kewibawaan/Yang menyabdakan Mangkunegara IV).

 

b.       (pada No. 4) : Yogya kratone hilang/Pecahing hardi Merapi/Tirta hendut Sala lan Yogya/Pisah tanpa nunggil siti/Pecah harga dadi/Kali tanggung hanyongipun/Samudera kang ler wetan/Kang ler raja risak sami/Hing Madura gathuk lan Surabaya// (Jogya kratonnya hilang/Pecahnya Gunung Mrapi/Air lumpur di Sala & Jogya/Pisah tanpa menyatu lagi/Meletusnya gunung mengakibatkan/Sungai tanggung adanya/Samudera yang di timur laut/Di utara kraton Sala – Jogya rusak semuanya/Di Madura akan menyatu dengan Surabaya (kini sedang akan menjadi kenyataan dengan adanya jembtan Suromadu)//

 

c.       (pada no. 10) : Leres tuturira pun Tuan/Benjing kalamun marengi/Badhe  pecah ingkang harga/Lindu rambanh kaping katri/Punika pancen yekti/Kapara dados susungut/Kantun pitu ri dina/Pitulas dina  marengi/Pitulikur pungkasaning sungapan// {Benar ucapan tuan/Besuk bila terjadi/Akan meletusnya Gunung Mrapi/Terjadi gempa sehari tiga kali/Itu memang benar/Bahkan menjadi pertanda/ Hanya pada 7 hari saja (Desember 1942 yakni dimulainya Perang Dunia II)/17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan R. I/Dan pada 27 (Maret 1968) akhir Pemerintahan Bung Karno}.

 

Nyumanggaaken batur pemulung kewala//SAMPURNA

 

Jaya! Rahayu widada mulya.

 

Para kadang yang kami muliakan, dalam menapaki bulan suci Ramadhan ini semoga sajian di bawah ini dapat mendorong rasa sykur kita atas anugerah TUHAN SERU SEKALIAN ALAM yang telah dilimpahkan – NYA pada bangsa dan Negara ini.

 

Kami dibuat terbelalak & nyaris tidak percaya pada decade 80 kadang sepuh kami  Ki Dieng Marwah (Marwoto Sudebyo, seorang pejuang dari Divisi 10) yang sangat idialis sehingga mengharamkan dirinya untuk menerima pensiun bila Pak Harto masih berkuasa. Bahkan sebelum Pak Harto lengser, Ki Dieng mengadakan ritual di Gua Istana Alas Purwa dengan menggugat – NYA, manakala dirinya masih dikehendaki – NYA, satu permohonan agar Pak Harto segera lengser bila tidak agar nyawanya segera dicabut – NYA saja!.

 

Kemudian digelarlah ruwatan Suro hari Selasa Kliwon, 8 Suro 1931 yang bertepatan dengan tanggal 5 Mei 1998 dengan  menggelar wayangan dengan lakon “KRESNO MAGURU”, yang ternyata hanya berselang 16 hari, Pah Harto lengser keprabon pada 21 Mei 1998. Dan lakon wayang : Kresno sebagai titisan Wisnu pun ternyata harus (masih) berguru pada Ki Lurah Semar. Maknanya  bisa jadi seorang Presiden/Pemimpin harus mendengarkan & melaksanakan suara rakyat karena ada semboyan “Fox populi – Fox Dei”, Suara rakyat adalah Suara TUHAN.  Dia selalu   menyatakan bahwa “Indonesia” berasal dari bahasa Sipoh yakni  “indung sia” yang diartikan “induk dari segala suku bangsa di dunia”. Masih ditambahkan olehnya bahwa :”Manusia di dunia ini belum disbut JAWA bila mereka belum mencium Persada Bumi Pertiwi ini!  Kemangrwaan (kemenduaan) kami ternyata  kemudian secara ilmiah  terpatahkan karena mendapatkan dukungan dari hepotesis  Prof. A. Santos  dan teori Oppenheimer.

 

Bangsa ini sungguh beruntung sehingga hendaknya senantiasa  beryukur karena berdasarkan penelitian para ahli terutama oleh Prof.  Aryoso  Santos yang memakan waktu puluhan tahun lamanya telah menyimpulkan bahwa Benua Atlantis yang legendaris yang hilang itu telah diketemukannya kembali, yang tak lain adalah “Nusantara” ini.

Tak dapat dinafikan, bahwa begitu banyak bukti – bukti yang menguatkan hepotesis Prof. Santos baik secara geografis, geo politis, volcanologis, sosiologis dan sebagainya. Tak ketinggalan temuan Prof. Stephen Oppenheimer ilmuwan yang kesohor di bidang genitika & struktur DNA dari Oxford University, London menyatakan bahwa “Nenek moyang dari induk peradaban manusia modern (Mesir, Mediterania & Mesopotamia) adalah berasal dari Tanah Melayu yang sering disebut dengan Sunda Land (Indonesia)” (Kompas.Com, 27 Oktober 2010).

Sumber lain menyatakan bahwa kebudayaan dan atau kerajaan Sunda Nusantara telah ada sejak 86 juta tahun yang lalu yang bisa ditelisik adanya pembedaan dengan adanya Sunda Besar & Sunda Kecil. Hal tersebut, tentulah tak terbantahkan bahwa manusia purba dan binatang purba jejak & fosilnya masih ditemukan di negeri ini termasuk keberadaan  binatang komodo adalah sebuah fakta.

 

Tak ketinggalan  Profesor Susein Nainar dari Madras University yang 2 tahun mengadakan penyelidikan  di Indonesia, menyatakan bahwa : “ Ia percaya bila orang – orang Belanda dan lain – lain  ahli sejarah bangsa Barat telah membuat kesimpulan yang salah  tentang asal – usul kultur dan peradaban bangsa Indonesia. Ia menyatakan , bahwa pada 1.000 tahun  sebelum  Isa, daerah  – daerah sepanjang Lautan Hindia termasuk India Selatan, Indonesia, Madagaskar dan daerah sekelilingnya sudah mempunyai kultur dan peradaban yang sangat maju” (Manusia & Masyarakat Baru Indonesia, Soepardo SH. Cs, PN. Balai Pustaka, 1963 hal. 113 ). Prof. Sengkot Marzuki pun menyarankan adanya revitalisasi sejarah asal – usul nenek moyang karena dia memiliki keyakinan yang sama dengan Prof. Stephen Oppenheimer tsb.

 

Bahkan di Nusantara menurut Foundengs Fathers (Bung Karno – Bung Hatta, Sultah HB IX dll.) menyatakan bahwa  terdapat cern, intis sel atau nucleus yakni suatu medan magnit yang dinamakan “BUMI MENTAOK”, bukan Alas Mentaok nama perdikan yang dihadiahkan oleh Sultan Hadi Wijoyo (Joko Tingkir) ke pada K.A. Pemanahan dan Danang Suto Wijoyo yang kemudian bergelar Panembahan Senopati paska terbunuhnya sang rival “ARYA PENANGSANG”, yang diasuh oleh Sunan Kudus.

Kawasan itu  membentang dari Timur Sangkal Putung, Blitar dan ke barat Cilacap utara sebelah selatan gunung di selatan pesisir Jawa dan batas selatan adalah Lautan Indonesia. Sebagai kern maka bila daerah itu sakit/rusak maka sakit/rusaklah Nusantara ini. Maka para penghuni kern, medan magnit yang telah melupakan leluhur dan warisan serta ajarannya sehingga terjadilah “DECULTURISASI”, sikap kepribadian yang lembah manah – suka menolong – adaptif dan menjunjung tinggi manifesto Bhinneka Tunggal Ika telah ditanggalkannya yang digantikan dengan dogma agama dan claim kebenaran.

Untuk memasuki alur ceritera di bawah ini ada baiknya kita ungkapkan antara lain :

  1. Tata Letak Geografis NKRI = Proklamasi Kemerdekaan NKRI Terletak pada 96 derajat Bujur Timur  hingga 141 derajat Bujur Timur. Dan pada 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan.  Secara numerologis dapat dikaji  sebagai berikut :
  • 141 – 96                      =  45
  • 45                                  = seperdelapan keliling bumi = 8
  • 6 + 11                          = 17, maka telah menunjukkan angka 17.8.45 hari Proklamasi.
  1. Kalau kita mengambil format 15 X 45 tersebut di atas, maka dari ke empat titik sudut format itu cobalah ditarik dua garis diagonal. Apa yang akan didapatkan ? Tiada lain adalah sebuah titik potong di tengah laut Selat Makasar (dengan koordinat bujur yang sangat mengharukan yakni :

          117.8450 BT . Kembali lagi ke angka Proklamasi.

  1. Borobudur, salah satu monumen keajaiban dunia, didirikan pada lokasi terpilih Mahagelang (Magelang). Tentunya tahu bahwa Borobudur – Pawon dan Mendut diciptakan terletak pada satu garis lurus. Nah silahkan diperpanjang saja garis ini terus lurus dan ia akan menuju titik pusat Ibu Pertiwi tadi 117.8450 BT. Dan kepanjangan dari garis ini akan membentuk 340 (alias 2 X 170) dengan garis Katulistiwa atau garis Bhumi Mahagelang itu.

4.   Krakatau adalah sebuah titik di persada Nusantara ini, yang senantiasa dapat dipakai

sebagai titik indicator suasana masa alam akibat pengaruh sikap adigang adigung adiguna manusia yang keluar dari jalurnya. Maka kini hubungkanlah Borobudur dengan Krakatau ini. Perpanjang saja garis hubung ini, potongkan dengan Katulistiwa. Apa yang terjadi kembali lagi sudut 170. Perpanjang pula garis hubung titik Pusat IP dengan Krakatau. Maka perpanjangan ini akan menuju ke Madagaskar yang merupakan wilayah Nusantara dahulu kala”, sebagaimana disampaikan kadang kami (Alm). Ir. Pradiko, Alm. maunpun oleh Prof. M. Yamin.

Nah bukankah itu merupakan anugerah bagi bangsa & Negara ini ?.

 

Adapun Borobudur yang pernah diklaim oleh seseorang bahwa itu merupakan peninggalan Islam & kini beredar sinyalemen lain bahwa Borobudur itu merupakan peninggalan Nabi SULAIMAN yang justru lebih purba dari claim tsb. Hal ini mungkin ada benang merah yang merupakan tantangan bagi para arkeolog dan sejarawan guna membuktikan secara saintific atas anggapan tersebut.

 

1.      Kerajaan Mataram Kuna (rajanya Sanjaya – Pancapana dst.) yang bercorak Hindu kala itu di bawah kekuasaan Sriwijaya rajanya Bala Puteradewa – Syailendra yang bercorak Budha. Candi Borobudur berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çrī Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kamūlān yang disebut Bhūmisambhāra.  Istilah Kamūlān sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa sansekerta yang berarti “Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa”, adalah nama asli Borobudur.

 

2.      Mataram kuno, kemudian direlokasi oleh Mpu Senduk ke Jawa Timur ada dengan mendirikan kerajaan Medang Kamulan (sementara ada yang berpendapat bahwa kerajaan ini telah ada 50 tahun SM dengan rajanya Sri Mahapunggung I (kakeknya Aji Saka atau Mpu Sancaya) atau Kahuripan. Kemudian oleh cucunya Airlangga barulah Sriwijaya bisa ditaklukkannya.

 

3.      Sebagai bahan telaah apakah nama Kabupaten di DIJ yakni “SLEMAN” ada kaitannya dengan nabi Sulaiman yang diributkan ini ?.

 

4.      Nah bila bila candi Borobudur adalah sbagai pusat peribadatan umat Buddha maka Candi Prambanan (Roro Jonggrang) sebagai pusat peribadatan pemeluk agama Hindu.

 

5.      Apakah pembuatan Sambara Bhudhara oleh wangsa Syailendra, mereka hanya menyempurnakan saja ? Tapi bila  demikian halnya mengapa renovasinya memakan waktu demikian lama ?.

 

6.      Tentang Candi Rara Jonggrang yang konon dibangun oleh Bandung Bandawasa apakah dia identik dengan Nabi Sulaiman ? Dan Roro Jonggrang identik dengan Ratu Saba ?

 

7.      Candi Boko dengan Candi Rara Jonggrang (Prambanan) yang hanya berjarak k.l. 4 kilo meter banyak misteri yang seyogyanya disingkap. Kalau Kraton Boko adalah bermukimnya Ratu Saba, kemudian Prambanan yang terdapat candi Jonggarng juga candi Seribu dll. Berfungsi sebagai apa ?.

 

8.      Apakah ada hubungannya dengan petilasan/makam Ratu Bilqis yang berada di pantai Laut Selatan?

 

9.      Banyak  bekas kraton – kraton di Nusantara ini yang bekasnya pun tidak terlacak. Bisa jadi sengaja ditutup dengan ilmu Panglimunan ? seperti “Jala Sutera” sehingga tidak terlihat oleh mata telanjang dan  mata umum ?. Karena banyak pihak dengan mata batinnya masih bisa melihat Kerajaan Pajajaran juga  kerajaan nan gemerlap dan megah di  Alas Ketangga ?.

 

10.  Hubungan pembesar Jawa dengan Arab Saudi/Timur Tengah yang masih mudah dilacak adalah raja Mataram (Islam) ke tiga yakni Sultan Agung yang atas jasa – jasanya terhadap Saudi beliau diberinya gelar “SULTAN ABDULLAH MUHAMMAD MAULANA ALMATARAMI”, pada tahun 1640, 7 tahun paska diciptanya Tarikh Saka Jawa pada 8 Juli 1633 (1 Suro 1555).

 

Nah untuk menghubungkan pendapat Fahmi Basya atas penyelidikannya tentang BOROBUDUR inilah postingan dari kadang Sesca.  

 

QUOTE

BENERKAH CANDI BOROBUDUR PENINGGALAN NABI SULAIMAN” ?.

 

Membaca judul diatas, tentu banyak orang yang akan mengernyitkan dahi, sebagai tanda ketidakpercayaannya. Bahkan, mungkin demikian pula dengan Anda. Sebab, Nabi Sulaiman AS adalah seorang utusan Allah yang diberikan keistimewaan dengan kemampuannya menaklukkan seluruh makhluk ciptaan Allah, termasuk angin yang tunduk di bawah kekuasaannya atas izin Allah. Bahkan, burung dan jin selalu mematuhi perintah Sulaiman. Silahkan baca artikel di bawah ini yang kami himpun dari republika.co.id untuk lebih lengkapnya.

Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Nabi Sulaiman diperkirakan hidup pada abad ke-9 Sebelum Masehi (989-931 SM), atau sekitar 3.000 tahun yang lalu. Sementara itu, Candi Borobudur sebagaimana tertulis dalam berbagai buku sejarah nasional, didirikan oleh Dinasti Syailendra pada akhir abad ke-8 Masehi atau sekitar 1.200 tahun yang lalu. Karena itu, wajarlah bila banyak orang yang mungkin tertawa kecut, geli, dan geleng-geleng kepala bila disebutkan bahwa Candi Borobudur didirikan oleh Nabi Sulaiman AS.

 

Candi Borobudur merupakan candi Budha. Berdekatan dengan Candi Borobudur adalah Candi Pawon dan Candi Mendut. Beberapa kilometer  dari Candi Borobudur, terdapat Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Plaosan, dan lainnya. Candi-candi di dekat Prambanan ini merupakan candi Buddha yang didirikan sekitar tahun 772 dan 778 Masehi.

 

Lalu, apa hubungannya dengan Sulaiman? Benarkah Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman yang hebat dan agung itu? Apa bukti-buktinya? Benarkah ada jejak-jejak Islam di candi Buddha terbesar itu? Tentu perlu penelitian yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak untuk membuktikan validitas dan kebenarannya.

Namun, bila pertanyaan di atas diajukan kepada KH Fahmi Basya, ahli matematika Islam itu akan menjawabnya; benar. Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman yang ada di tanah Jawa.

Dalam bukunya, Matematika Islam 3 (Republika, 2009), KH Fahmi Basya menyebutkan beberapa ciri-ciri Candi Borobudur yang menjadi bukti sebagai peninggalan putra Nabi Daud tersebut. Di antaranya, hutan atau negeri Saba, makna Saba, nama Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin, tempat berkumpulnya Ratu Saba, dan lainnya.

Dalam Alquran, kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba disebutkan dalam surah An-Naml [27]: 15-44, Saba [34]: 12-16, al-Anbiya [21]: 78-81, dan lainnya.

 

Tentu saja, banyak yang tidak percaya bila Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman.

Di antara alasannya, karena Sulaiman hidup pada abad ke-10 SM, sedangkan Borobudur dibangun pada abad ke-8 Masehi. Kemudian, menurut banyak pihak, peristiwa dan kisah Sulaiman itu terjadi di wilayah Palestina, dan Saba di Yaman Selatan, sedangkan Borobudur di Indonesia.

Tentu saja hal ini menimbulkan penasaran. Apalagi, KH Fahmi Basya menunjukkan bukti-buktinya berdasarkan keterangan Alquran. Lalu, apa bukti sahih andai Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman atau bangunan yang pembuatannya merupakan perintah Sulaiman?

Menurut Fahmi Basya, dan seperti yang penulis lihat melalui relief-relief yang ada, memang terdapat beberapa simbol, yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Alquran.

 

Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tongkat Musa, serta memberikan ketenangan. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.

“Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: ‘Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman’.” (QS Al-Baqarah [2]: 248).

 

Kedua, pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Sulaiman telah wafat. (QS Saba [34]: 14). Saat mengetahui Sulaiman wafat, para jin pun menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan. Patung itu disebut dengan Unfinished Solomon.

 

Ketiga, para jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan membuat patung-patung. (QS Saba [34]: 13). Seperti diketahui, banyak patung Buddha yang ada di Borobudur. Sedangkan gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah Candi Prambanan.

 

Keempat, Sulaiman berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan. (QS An-Naml [27]: 20-22). Reliefnya juga ada. Bahkan, sejumlah frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.

 

Kelima, kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud kepada sesama manusia. (QS An-Naml [27]: 22). Menurut Fahmi Basya, Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung tidak mengetahui nama daerah itu. “Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri,” katanya menjelaskan. Ditambahkan Fahmi Basya, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur (sebenarnya nyaris 2 x lipat jaraknya, red). Jarak ini juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang.

 

Keenam, Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Alquran, wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. (QS Saba [34]: 15). Dalam kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata ‘Wana’ bermakna hutan. Jadi, menurut Fahmi, wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba.

 

Ketujuh, buah ‘maja’ yang pahit. Ketika banjir besar (Sail al-Arim) menimpa wilayah Saba, pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya.  “Tetapi, mereka berpaling maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar [1236] dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl & sedikit dari pohon Sidr.” (QS Saba [34]: 16).

Kedelapan, nama Sulaiman menunjukkan sebagai nama orang Jawa. Awalan kata ‘su’ merupakan nama-nama Jawa. Dan, Sulaiman adalah satu-satunya nabi dan rasul yang 25 orang , yang namanya berawalan ‘Su’.

 

Kesembilan, Sulaiman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung Hud-hud. “Pergilah kamu dengan membawa suratku ini.” (QS An-Naml [27]: 28).  Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman. Ditambahkannya, surat itu ditemukan di sebuah kolam di Candi Ratu Boko.

 

Kesepuluh, bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. “Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman,” kata Fahmi menegaskan.

 

Selain bukti-bukti di atas, kata Fahmi, masih banyak lagi bukti lainnya yang menunjukkan bahwa kisah Ratu Saba dan Sulaiman terjadi di Indonesia. Seperti terjadinya angin Muson yang bertiup dari Asia dan Australia (QS Saba [34]: 12), kisah istana yang hilang atau dipindahkan, dialog Ratu Bilqis dengan para pembesarnya ketika menerima surat Sulaiman (QS An-Naml [27]: 32), nama Kabupaten Sleman, Kecamatan Salaman, Desa Salam, dan lainnya. Dengan bukti-bukti di atas, Fahmi Basya meyakini bahwa Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman. Bagaimana dengan pembaca? Hanya Allah yang mengetahuinya. Wallahu A’lam.

UNQUOTE

 

Sumangga kami kembalikan pada kearifan panjengan sami dan bila terdapat perbedaan asumsi janganlah  sampai menimbulkan meruncingnya “Dharma eva hota – hanti”, kuat karena bersatu – bersatu karena kuat”! //SAMPURNA

 


Jaya Rahayu Widada Mulya.

Dear ALL yang kami hormati, salam dan doa kami di atas semoga dapat terjiwai oleh kita semua. Nah artikel ini dengan suka cita untuk menjawab pertanyaan dari sahabatku yang sebenarnya bundelan ilmu dan pengetahuan luar biasa.

 

HAL : PEMINDAHAN KEKUASAAN DALAM TEKS PROKLAMASI

 

Diskusi ini menarik dan memperkaya referensi apa lagi berpijak pada moral – spiritual. Diskusi dengan judul di atas baru marak & hangat – hangatnya di RT sebelah, nah siapa tahu di milis ini ADA UANG DENGAR ? hahahahahahah!

Tentang teks PROKLAMASI bisa kita bayangkan betapa alot dan menguras energi para pejuang kemerdekaan saat itu, golongan muda revolusioner sehingga baru jam 0400  17 Agustus 1945 itu selesai, yang juga dijiwai oleh saudara2 kita semua, satu pertanyaan dari Bung Mantje saja sudah menohok akal pikir kita semua.

 

Kami teringat atas diskusi saya dengan RM. Sawito Kartowibowo yang menurutnya BUNG KARNO baru menerima sebuah pertanyaan yang mirip apa yang Bung Mantje tanyakan sebagaimana judu diatas oleh anak angkatnya RM. Sawito..

Pemindahan kekuasaan, di situ maksudnya bukan suatu timbang terima/serah terima! Pemindahan kekuasaan di situ kaitannya adalah DENGAN JIWA/SEMANGAT (di saat hari Proklamasi masih menjadi konsep) rumusan konstitusi Negara PROKLAMASI, seperti yang kemudian sah tercantum dalam PREAMBULE UUD1945 yang bebunyi :

“BAHWA SESUNGGUHNYA KEMERDEKAAN ITU IALAH HAK SEGALA BANGSA & OLEH SEBAB ITU, MAKA PENJAJAHAN DI ATAS DUNIA HARUS DIHAPUSKAN, KARENA TIDAK SESUAI DENGAN PERI KEMANUSIAAN & PERI KEADIAN”.

Dan yang kemudian dipertegas dengan pasal 29 ayat 1 : “NEGARA BERDASARKAN ATAS KETUHANAN YAN MAHA ESA”.

Jadi PEMINDAHAN KEKUASAAN TSB. DAPAT DITERJEMAHKAN SEBAGAI KEHADIRAN KEKUASAAN TUHAN ALLAH SWT BAGI BANGSA INDONESIA! Nah begitulah jiwa dari istilah PEMINDAHAN yang disebut dalam naskah PROKLAMASI, sebab BANGSA itu sendiri pengertiaannya adalah SATU JIWA!

Tegasnya, pemindahan kekuasaan tsb. TIDAK PERLU PERSETUJUAN ATAU IJIN DARI SIAPAPUN, KARENA KEMERDEKAAN ITU ADALAH HAK BANGSA KITA SENDIRI!

 

Demikianlah kiranya untuk dipahami dan tidak perlu dipertentangkannya lagi. Dan kesalahan sistem pendidikan bangsa ini, hal – hal yang esensial dan fundamental justru tidak diajarkan lagi khususnya PANCASILA! Dan yang terpenting adalah bagaimana anugerah TUHAN yang tak terhitung itu dapat diberdayakannya untuk sebanayk banyakknya kepentingan RAKYAT. Nasionalisasi FREEPORT JC.MORGAN dan berbagai perusahaan transnasional lainnya yang oleh Pak Harto diberinya KADO GRATIS seiring keberhasilan atas PERANG DINGIN oleh AS dan Pak Harto dengan mudah menggantikan Bung Karno yang berketetapan hati untuk melenyapkan “EXPLOITATION DE L’HOMME PAR L’HOMME & EXPLOITATION DE NATION PAR NATION” sehingga Negara NEKOLIM tidak akan dapat leluasa menjarah bangsa2 lain.

Ironisnya justru oleh Pak Harto dinafikannya dan diganti dengan NEO LIBERALISME yang melanggar PANCASILA & UUD 1945. Pada 1967 Free Port diberinta tanah 1,2 juta hektar. Dan pada 1971 dibuat kesepakatan untuk membagi – bagi tambang minyak bumi & mineral di Nusantara ini kepada perushaan asing seperti Calex; Frontier; Hapco; Sibclair & Gulf Western. Dan UU PMA yang lebih liberal dibanding AS sendiri. Dan huebatnya lagi terungkap  hingga kini setidaknya telah terjadi 78 UU yang bikin adalah ahli (kepentingan) Asing! Kita jadi nudis tak ada kedaulatan sama sekali! Qouvadis!

 

NASIOALISASI PERUSAHAAN TRANSNASIONAL, ADALAH MUTLAK BUKANKAH BOLEVIA & VENEZUELA TELAH SUKSES MELAKUKANNYA DAN AS TD BISA BERKUTIK ? MENGAPA KITA YG PUNYA UUD 1945 DAN MOTTO “INDONESIA BISA” bisanya cuman jadi JONGOS ? Maka VACUM OF LEADERSHIP hendaknya segera diisi karena yang ada baRu sebatas PENGUASA!

 

Nah secara spiritual akan makin benderang dengan banyaknya ayat2 TUHAN selama Ramadhan dan Syawal ini! Mengapa Bus MERDEKA (Tasik – Jakarta) TERBAKAR ? Mengapa SUMBER KENCANA tabrakan di Majakerta ? Yang masih direconfirm dengan tabrakannya bus SUMBER ALAM di JATI BARANG ?.Bukankah itu adalah sebuah PERINGATAN ALAM DENGAN BAHASANYA SENDIRI ?. Yang akan kami sajikan Lanjutannya “SUDAH MERDEKAKAH BANGSA INI ?.//salam dan doa kami//SAMPURNA

Yayasan Lembaga Budaya Nusantara

 

Jaya! Rahayu – widada – mulya.

Kehadapan saudari – saudara ku yang kami mulyakan.

 

Sunguh saya yang belum bisa menjadi anak bangsa – warga negara yang baik ini, pagi tadi mendapatkan pengalaman yang menggelikan karena mempermalukannya diri sendiri di hadapan seorang polantas. Dan mohon maaf saudaraq yang kebetulan menggunakan lembaga seperti Polsek di Madura dll. Dan pecayalah sajian ini bentuk kecintaanku pada intitusi yang oleh PM. Gajah Mada disebutnya dengan ‘BAYANGKARA” sementara TNI diebutnya sebagai “DIPA” nya NEGARA!

 

Hikmah apa dari peristiwa pagi tadi ? Sebetulnya suatu peristiwa yang biasa dan lumrah2 saja yakni ‘KENA TILANG”! Lho kok menjadi penting bahkan menjadi artar bahasan ?. Nah sebelumnya ijinkanlah kami memberikan apresiasi & penghormatan setinggi – tingginya atas kepiawaian POLRI dalam menangkap biang TERORIS dan PIALANG & PRODUER SABU dll. Sungguhpun demikian sekaligus menyampaikan kekecewaannya atas kinerja POLRI bila dihadapkan kasus wabah ulat yakni para KORUPTOR. Wajah POLRI terbagi menjadi ‘DUA DEMENSI” yang belum mampu menghayati mottonya sebagai “PELINDUNG RAKYAT – PENGAYOM RAKYAT – PEMBELA WONG CILIK”. Sehingga anggapan yang sering terlontar keengganan nasyarakat melapor pada Polisi  karena ibarat telah kehilangan ayam tapi begitu melapor justru kehilangan kambingnya. Bahkan jaman Pak Harto ada sindiran sarkatisme “PRIT – JIGO”!

 

A. DIALOG  DG PETUGAS YG MENILANG

 

Sebetulnya ketangkap petugas Polantas tidak hanya tadi pagi saja, jujur sudah beberapa kali tapi setelah berdebat akirnya dilepasnya sekalipun tanpa SIM & STNK.

Tadi pagi di pertigaan Pelabuhan TPK, begitu menikung telah berjajar petugas dan sambil mendekati dia menunjuk – nunjuk, kami tidak tahu ternyata itu diriku dan karena banyak kendaraan di belakang kami mencari slah untuk minggir tapi justru dia makin kencang ingin menangkapnya. Kami teriak bahwa saya tidak akan melarikan diri! Singkat cerita hanya gara2 lampu tidak saya nyalakan saja. Dia meminta SIM & STNK. SIM mana ? saya jawab saya tidak mau ambil SIM C karena 3 X tidak lulus! Saya tidak mau nyoggok! Dia bilang kan ada Loket khusus complain dari masyarakat sambil menulis surat tilang. Kemudian dia menjelaskan mengapa lampu harus dinyalakan ? karena itu berdasarkan penelitan para ahli. Nah giliran kami yang berkometar dengan sok jadi Permadi SH ke dua! Pak polisi Bapak tahu mengapa saya tidak menyalakan lampu ? Memang kena apa ? Maaf Bapak agamanya Islam ?. YA! Inilah Pak yang kami sesakan atas orang – rang ahli yang Bapak katakan! Apakah Bapak tidak pernah merasa anugerah TUHAN bagi bangsa ini luar biasa ? Matahari yang setiap hari terang benderang mengapa harus masih menyalakan lampu ? Bukankah itu namanya “KUFUR” atas anugerah NYA itu ?. Ibarat Laut masih harus Bapak garami ?. Kalau gara – gara lampu kok kecelakaan berkurang ? Pak – Pak kasihan, mengapa dalam acara mudik lebaran yang hanya k.l. 2 minggu, setidaknya lebih dari 600 nyawa melayang ? Nah dia terkesima atas alasan saya tsb. akhirnya dia bilang maaf Pak akan saya laporkan kepada atasan saya karena saya hanya sekedar melaksanakan perintah saja Pak! Ya bagus Pak, memang harus begitu! Dalam hati bertanya apakah memang mereka melaksankan tugas dengan sebaik – baiknya ? ataukah gara – gara setiap mereka mengeluarkan kartu tilang (maaf sekedar berharap) mendapatkan preminya saja ?.

 

Dasar menjadi anak bangsa yang tidak baik, tetap saja saya tidak (mau) menyalakan lampu dan lewat jalan raya dengan harapan akan ditilangnya lagi, tapi kesombongan “MASANG” untuk menyampaikan peraturan Polda Metro yang jauh dari Chahaya SILA I, itu disadarinya tak kesampaian. Sambil cengar – cengir kami merenung weleh2 kok malah diriku sendiri menggarami air laut. Lha jelas kita sedang memasuki zaman Kali Yuga, zaman kegelapan, zaman Kala Bendu yang disimbulkan dengan Peraturan Lalin Polda  Metro & banyaknya jumlah parpol lok/nasional Pemilu 2009 = 44 buah dengan ref.  QS : 44 = Adukhaan = KABUT yang sedang meyelimuti bangsa ini sehingga Nuraninya gelap – pekat kok beraninya mau wara – wara! hahahahaha!

 

B  DASAR HUKUM POLRI & PROGRAM POLRI

Dasar Hukum Polri adalah :

(1). Tap MPR No. VI/2000 tentang Pemisahan TNI & Kepolisian Negara RI

(2). Tap MPR No. VII/2000 tentang Peran TNI & Kepolisian Negara RI.

(3). UU No. 2/2002 tentang Kepolisian Negara RI.  Tugas Polri adalah :

          (1). Memelihara ketertiban & menjamin keamanan umum.

          (2). Penyelidikan dan Penyidikan semua tindak pidana sesuai hukum  acara pidana & perundang

                  undangan.

          (3). Melindungi keselamatan masyarakat & lingkungan hidup

                 dari  gangguan ketertiban dan/atau bencana dengan menjunjung HAM.

          (4). Memberikan pelayanan kepada masyarakat.

 

Adapun revitalisasi – reempowering institusi POLRI nampaknya telah ditetapkannya sbb. :

 

1.    Tahap I Periode 2005 -2010 Membangun Kepercayaan (Trsut Building):

Membangun kepercayaan internal Polri adalah factor penting karena merupakan awal dari perubahan menuju

pemantapan kepercayaan trust building internal. Masyarakat cenderung lebih mendambakan rasa aman & rasa

keadilan dari pemerintah, peningkatan service quality focus pada kebutuhan tersebut.

2.    Periode 2010 – 2015 Membangun Kemitraan (Partnership).

Membangun kerja sama  dengan berbagai pihak yang terkait dengan fungsi kepolisian dalampenegakan hokum,

ketertiban serta pelayanan, perlindungan, pengayom untuk menciptakan rasa aman. Tingkat kepuasan terhadap

rasa aman dan keadilan diharapkan semakin baik, tuntutan masyarakat akan melebar pada managemen rasa aman

& adil yang akuntabel, transparan, terbuka & patuh rule of law.

3.    Periode 2016 – 2025 Keunggulan Pelayanan (Service for Excelence).

Membangun kemampuan pelayanan public yang unggul, mewujudkan good government, best practice Polri,

profesionalisme SDM. Implementasi tehnologi, infrastruktur guna membangun kapasitas Polri (capacity building) yang

kredibel di mata masyarakat nasional. Kebutuhan masyarakat lebih mengharapkan multi dimensional service quality

yang efektif & efisien di tengah globalisasi kejahatan yang makin canggih.

Nah dengan anggaran POLRI setelah bercerai dengan TNI saben tahun semakin membuncit tentunya “QUALITY SERVES” harusnya membaik dan berani memutus mata rantai “UUD (UJUNG2NYA DUWIT) = UDDIN (UJUNGNYA DUWIT – DUWIT JUGA DI INDONESIA INI!). Jangan campakkah pemuda2 cerdas yang berkarakter yang tidak memiliki duwit disia – siakan

untuk menjadi anggota bayangkara Negara maupun pajineman itu.

 

Kriminalisasi Susno Duaji

 

Apakah polisi sebagai bayangkara Negara telah melakukan tugasnya dengan baik dan melaksanakan grand strategy tersebut di atas ?. Nampaknya sulit menepis rumor di masyarakat yang beredar selama ini adanya mafia rekrutmen tamtama hingga perwira, mafia SIM dan lain sebagainya apa lagi setelah terkuak adanya kriminalisasi KPK dan mafia kasus (markus) yang dilontarkan oleh Komjen Susno Duaji, Kabareskrim Mabes Polri yang mempopulerjan jargon “Cicak versus Buaya” (KPK versus Polri” pada Juli 2009)  paska adanya penyadapan telepon dirinya oleh KPK.

 

Sungguh pun demikian sebagai adi kodrati manusia selalu saja ingin membersihkan diri sehingga Kapolri  Jenderal Bambang Hendarso Danuri dalam pernyataannya di hadapan Komisi III DPR, Kamis malam, 5 November 2009 menyatakan bahwa : Tak ada anggota saya yang melacurkan diri, mempermalukan institusi. Kami pertanggung jawabkan dunia – akherat. Tidak ada rekayasa di dalamnya”, ujar Kapolri. Benarkah ?

 

C. MEMBACA GITA ALAM – SEMIO BUWANALOKA – TANDA2 ALAM

 

1. AROGANSI KEKUASAAN

Para elit petinggi Polri masih jauh dari esensi Bayangkara Negara.

  • KASUS SUSNO DUAJI = SAS – SUS(E) ONO, DUA – DUANYA MENJADI SIJI YAKNI ISU BAHWA DI TUBUH POLRI SARAT DENGAN MAFIA ISU LAINNYA ADALAH  DEMI KEWIBAWAAN ^ NAMA BAIK BAYANGKARA NEGARA APAPUN RESIKONYA NURANI ITU HARUS DITEGAKKANNYA!

Sosok controversial ini manakala dicermati atas tindakannya yang dianggap membahayakan institusi Polri maka praktis berbagai upaya dilakukan guna melindungi citra dan keselamatan dirinya masing – masing. Terlepas Susno pernah berbuat yang tidak terpuji atau tidak bila dilihat dengan jernih maka ditemukan berbagai kejanggalan. Nampaknya hal tersebut dapat diidentikkan dengan kriminalisasi Susno seperti :

Ø  Oleh salah satu staf ahli Polri, nyata – nyata dideklarasikan bahwa Susno Duaji adalah musuh Polri yang ditayangkan

oleh TV One.

Ø  Ditangkap dengan paksa di Bandara Soekarno Hatta pada 12 Maret 2010 sedangkan kesalahan yang dituduhkannya

hanya soal disiplin tidak lapor ke pimpinan saat mau ke luar negeri bukan persoalan pidana. Sehingga hal ini dinilai

masyarakat sangat berlebihan.

Ø  Penangkapannya oleh Propam Mabes Polri tanpa disertai Surat Perintah Penangkapan.

Ø  Dinyatakan oleh Kapolri di hadapan DPR bahawa Susno telah mengundurkan diri nyatanya itu dibantah oleh Susno

dan atau penasehat hukumnya Henry Yosodiningrat.

Ø  Sebagai peniup pluit, justru yang diduga terlibat langsung, tidak diperiksa/dimintai keterangan oleh institusinya

melainkan justru kebalikannya Susno Duaji diperiksa dan ditangkap serta ditahannya di rutan markas Brimob Kelapa

Dua.

Ø  Isu keberangkatannya ke Singapore bukan untuk berobat melainkan demi menemui Sjahril Johan di Singapura agar dia

tidak perlu pulang ke Indonesia.

Ø  Ia juga dituduh sebagai bagian dari markus itu sendiri.

Ø  Susno belum  diperiksa namun Polri jauh hari sudah mengirim “Surat Dimulainya Penetapan Penyidikannya”

(SPDP) ke kejaksaan agung, pada pekan pertama Mei dan yang terakhir pada 7 Mei 2010. Susno  dijerat dengan

pasal penyuapan oleh penyidik Mabes Polri. Susno dikenai  3 pasal UU Tipikor yakni pasal 5 ayat 2, atau pasal 12

huruf a dan b junto pasal 12 huruf b. Dan Kejagung telah mempersiapkan 5 jaksa peneliti semua dari jajaran

Jampiidsus. Kasus Gayus yang jauh lebih dulu pun berkasnya masih belum dilimpahkan ke kejaksaan kecuali baru 10

SPDP untuk  Gayus Tambunan, Andi Kosasih, Alif Kuncoro, M. Arafat, Haposan Hutagalung, Lambertus, Sri Sumartini,

Sjahril Johan dan Susno Duaji.

 

Maka setelah ia pernah melakukan permintaan perlindungan ke DPR yang nota bene perlindungannya “NIL” maka ia pun melaporkan ke Komnas HAM untuk mengklarifikasi apa motif dari semuanya itu dan siapa gerangan yang melakukannya.

Kontroversi dan vested interest pun tak terelakkannya, nuansa perseteruan pun merebak yang sulit untuk dinafikan terjadinya perang bintang (para jenderal di tubuh Polri).

DAN HASIL PERSIDANGAN DI PENGADILAN NEGERI PARA PEMBACA TELAH MAKFUM ADANYA.

 

2. KASUS BERIKUTNYA DAN HIMAH DI BALIK PERISTIWA

  • KASUS ANTASARI = REFLEKSI DARI NPKRI YG TERJEREMBAB MENJADI NEGERI “SARINYA ANTAH – BERANTAH”.
  • ANGGODO WIJAYA = Nama Panglima Perang Kerajaan Kera (riwanda – monyet) “KISKENDO”  yakni JAYA ANGGODO yang pernah makar mau membunuh SRI RAMA (REINKARNASI DARI SYANGHYAN WISNU = simbuk KEBENARAN & KEADILAN)  sehingga sebagai simbul :RAKUS, TAMAK, LOBA & SOMBONG!
  • GAYUS = GAY – US, kaum gay dari kisah SODOM(I) & GUMORA! Perempuan  =  LESBIAN! Artinya bangsa ini identik sebagai gay dan kaum lesbian yang sama – sama mencintai dan atau MENUHANKAN  UANG!
  • NAZARUDDIN = bagai Burung NAZAR yang begitu piawai menyanyi tentang “MELODRAMA ELIT PARTAI DEMOKRAT” yang melawan semboyannya sendiri “KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI” . Ingat Gubernur Bengkulu yang bebas dari jerat hukum ? Agusrin NajamuDDIN, Hakim pemutus : SyarifuDDIN dan disempurnakan oleh NazaruDDIN!

ANGELINA = ANGEL (SUKAR) di INA = INDONESIA ini bila Bayangkara Negara tidak jujur, berani, tegas, konsisten & konsekwen! Untuk hijryah secara revolutif HARUS KESATRIA BILA  SALAH KATAKAN SALAH BILA BENAR KATAKAN BENAR! Kasus Century, Rekening Gendut, kasus Antasari & Susno serta Nunun dan seabreg PR yang telah lama mengendap tanpa ada kejelasan!.

 

3. NAMA BAGUS PEMBERIAN ORANG TUA BP. KAPOLRI TIMUR PARDOPO DIPINJAM OLEH ALAM ?

 

 

Nah seiring Kapolri yang setelah purna tugas kini diserahi sebagai KOMANDAN PAJINEMAN yakni institusi “BIN”, pada awal kepeimpinannya kami menurunkan artikel di harian Rakyat Merdeka sebagai penghargaan kepada jajaran POLRI karena para bandar judi dan kaki tangannya semua tiarap dan makelar SIM di markasnya  pun “NIHIL”. Tapi ternyata penyakit kronisnya berinkubasi kembali dan justru menjadikan wajah POLRI kini semakin CEMONG, di bawah Pak BHD seiring statemen Kabareskrim POLRI Komjen Susno Duaji sendiri.!

Kapolri  Jenderal Bambang Hendarso Danuri dalam pernyataannya di hadapan Komisi III DPR, Kamis malam, 5 November 2009 menyatakan bahwa : Tak ada anggota saya yang melacurkan diri, mempermalukan institusi. Kami pertanggung jawabkan dunia – akherat. Tidak ada rekayasa di dalamnya”, ujar Kapolri. Benarkah ?

Berikutnya adalah berkali – kali bersama Kejagung Hendarman Supanji selalu menyatakan bahwa rekaman percakapan antara Ary Muladi dengan Ade Raharja dalam kasus Anggodo Wijoyo itu “ADA”, tapi nyatanya “NOL”! Dan masih banyak kebohongan lain  seiring Bang Gayus yang mejadikan tahanan teroirisme di Mako Brimob sebagai rumah pribadi sehingga begitu bebasnya keluar masuk tahanan bahkan beberapa kali melancong ke luar negeri.

 

Berbagai kebohongan itu ALAM nampaknya  menunjukkan dengan cara mereka sendiri yakn a.l. : 

  • Peristiwa terbunuhnya tahanan bernama “KASMIR” yang menabrak seorang polantas sehingga kakinya patah!. (31 Agustus 2010). Dalam tahanan di Polsek Biau, BUOL kedapatan ia  MATI sehingga menyulut kemarahan masyarakat dan 8 ORANG TEWAS, ditembak!  APA MAKNA  BUOL ? = BUAL = MEMBUAL!
  • Norman KaMARU yang fenomenal bisa jadi simbul “KEMARUK” baik bagi institusi Polri maupun para penyelenggara negara ini.

Maaf Pak Timur, tiada segelugut pinara sasra ingin mendiskreditkan Asma Bapak kecuali semata – mata untuk mengintip hikmah atas kebohongan para Penegak Hukum di negeri tercinta ini. Secara Ketimuran orang dekat Pak Timur yang lebih tua atau  jabatannya dulu lebih tinggi, sebagaimana lidah  kita sering di dalam melafalkan nama diucapkan dengan tambahan “K’  seperti sebutan IBU -= IBUK! Sri Astuti = TUTIK!; AYU = AYUK! Bisa jadi nama PAK DOPO = DOPOK ? artinya NDOPOK = CIPOA = NGEBOHONG! Maaf bukan Pribadi Pak Timur yang begitu!

 

Nah karena banyaknya mafia kasus, mafia hukum, mafia keadilan, mafia ilegal logging, illeal fishing, ilegal minning, ilegal permits dan beribu mafia lainnya. Akibat kondisi dan  situasi seperti itu para rohaniawan lintas agama pada 10 Januari 2011 menghimbau : “KAMI MENGHIMBAU KPD SEMUA ELEMEN BANGSA, KHUSUSNYA PEMERINTAH, UNTUK MENGHENTIKAN SEGALA BENTUK KEBOHONGAN PUBLIK YG MELUKAI KEADILAN MASYARAKAT. MARILAH KITA CANANGKAN TAHUN 2011 INI SEBAGAI TAHUN PERLAWANAN THD KEBOHONGAN”!

 

Yang lebih memiriskan bila sinyalemen Wikileaks ini benar yang menyatakan bahwai FPI yang dijadikan ‘attack dog’ Polri, bocoran Wikileaks juga menyebutkan mengenai mantan Kapolri yang kini menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto sebagai tokoh yang pernah mendanai FPI……………”. Disebutkan bahwa para donatur FPI itu telah “menciptakan monster” yang sekarang menjadi independen dan tidak merasa terikat kepada para donatur mereka sebelumnya.BENARKAH ?.

 

Itulah yang bisa kami telisik namun semoga saja hasil bacaan itu jauh dari kenyataan adanya, namun bila memang demikian mari kita renungkan pesan Bung Karno : ”  “Hayo bangsa Indonesia! Dengan jiwa yang berseri-seri, mari berjalan terus, jangan berhenti! Revolusimu belum selesai. Jangan berhenti, sebab siapa yang berhenti akan diseret oleh sejarah dan siapa yang menentang corak dan arahnya sejarah, tidak peduli tiada bangsa apapun, ia akan digiling, digilas oleh sejarah itu sama sekali.”

 

Sebagai anak bangsa yang jelek penyaji ingin menebusnya dengan menyampaikan bahwa kini Ditlantas Polda Metro Bagian Pelaksana Administrasi SIM. telah menciptakan trobosan baru guna membantu masyarakat (seperti penyaji) telah menyelenggarakan bimbingan belajar ujian teori SIM. Kasi SIM Ditlantas Kom. M. Arsal Sahban SH, SIK, MM, MH menyatakan bahwa program ini sebagai bentuk dukungan terhadap kebutuhan Pemerintah erkait dengan rencana umum nasional keselamatan (RUNK). Pelaksanaannya setiap hari SELASA = SIM C dan  KAMIS = SIM A & B! yang telah mulai sejak 13 September & 15 September 2011.

Kita harus tetap optimis bahwa PERUBAHAN ITU PASTI TERJADI NAMUN HARAPAN KITA YG. HOGORE OP TRAKKING SEBAGAI KETERIKATAN DG PANCASILA (SILA I) YAKNI “PERFETION – PERFECTED’, MENYEMPURNAKAN YG TELAH SEMPURNA.

 

Mohon Pak Kapolri karena peraturan lailin bersepeda motor itu ‘SEGERA DICABUT” karena tidak sesuai SILA I! yang hanya menguntungkan pabrik bolham semata. Keselamatan berkendara sama sekali tidak ada kaitannya dengan menyalakan lampu di siang hari kecuali dibalik mematikan lampu di malam hari! Karena keselamtan itu teletak pada sikap & kepribadian para pengendara dalam menyiapkan kelaik layakan motor dan mematuhi aturan serta kondisi yang walafiat!

 

NUBUAT TTG AKHIR ZAMAN 24 AYAT 5 : ‘BUMI CEMAR KARENA PENUDUKNYA, SBAB MEREKA MELANGGAR UU (TUHAN), MENGUBAH KETETAPAN & MENGINGKARI PERJANJIAN ABADI”.

 

Agar tugas Pak Timur lebih ringan dan optimal dalam lalin maka RELOKASI IBU KOTA NEGARA ADALAH MUTLAK ADANYA/

SAMPURNA//maafkan daku.

 

Jaya! Rahayu widada mulya.

 

Hem marem yang dapat ikut pisowanan agung di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, 5 Sept. barusan. Dan akan lebih agung lagi bila pepinginan Foundings Father & Ngarso Dalem I.S Sri Sultan HB IX untuk membentuk DAERAH SUPRA ISTIMEWA BUMI MENTAOK sebagai kern – inti sel – nucleus – medan makhnit dari NUSANTARA, yang sedianya sebagai penghargaan jasa Sinuwun dan rakyat DIJ yang tidak cukup hanya dengan status Istimewa.

 

Gonjang – …ganjing RUUK DIJ seharusnya bisa diperluas seiring tuntutan masyarakat dan kraton Surakarta yang menuntut haknya sebagai daerah Istimewa. Nah bila Pemerintah mau merealisir Daerah Supra Istimewa Bumi Mentaok yang meliputu timur yakni Blitar hingga ke barat Cilacap dan Banyu Mas (29 kabupaten/kota?) yang dimungkinkan sesuai OTDA.

Nah Sri Sultan & Paku Alam serta PB dan Mangku Negara sebagai Gubernur/wakil gubernur nya atau Menteri Muda I & II, yang seyogyanya memimpin secara bergantian dalam waktu tertentu (5 tahun atau sewindu). Dengan demikian keagungan Mataram akan dapat terbingkai kembali karena anak cucunya dapat bersatu mengabdi pada kawulanya! Mungkin dengan cara itu medan magnit – nucleus itu dapat didayakan agar Mercusuar dunia ini dapat segera terwujud. Ini bukan bentuk membangkitkan fedodalisme melainkan bentuk penghargaan yang kesemuanya telah merelakan dan menyumbangkan seluruh aset tanah miliknya bagi bangsa & negara dengan bersatunya ke dlam NPKRI! Beliau – beliau layak mendapatkannya bukan elit partai politik yg leluhurnya kebanyakan tidak pernah menyumbangkan sepengki tanahpun pada Republik!//Mesthinya DPRD Jogya dan Solo bisa berinisiatif, cuman ya ….. karena dalam mengambil hikmah gempa bumi Jogya yg kami himpun dalam buku ‘SIJUMLUNGA” (Siji Jumadilawal telu sanga Saka Jawa) = sijumbuhing kawula – GUSTI wis lunga yang kami serahkan ke DPRD Jogya via stafnya hingga kini tak ada respon sama sekali.

Ya inilah sementara yang hanya bisa kami lakukan bagi Jogya dan Solo //Kelak bila mimpi kami bisa terkabul dengan kembalinya UUD 1945 yang asli, MPR harusnya disempurnakan bahwa utusan daerah adalah termasuk perwaklan dari tiap – tiap kraton di Nusantara, jiga ada wakil dari lembaga adat – istiadat termasuk pimpinan suku – suku bangsa serta w akil HPK & ormas keagamaan dll. // sampurna. Yayasan Lembaga Budaya Nusantara

SALAM BUDAYA!

JAYA – RAHAYU – WIDADA – MULYA DUNIA & AKHERAT  semoga dianugerahkan – NYA kepada kita sekalian. Kami terharu karena kehadiran sahabat – sahabat lama maupun baru sehingga tali silaturahim dapat terbina dengan baik. Leluhur selalu mengingatkan bahwa ;“MUSUH SATU  KEBANYAKAN – SAHABAT SEJUTA MASIH KEKURANGAN”. Oleh karnanya mari kita syukuri bersama dan permohonan maaf kami karena tidak setiap saat kami dapat menyapa sahabat – sahabat yang setya mengunjunginya.

Ijinkanlah penyaji melanjutkan bahasan tentang idiologi dunia yang runtuh dan perlunya kesadaran bahwa PANCASILA adalah merupakan jalan tengah. Eloknya hari kelahiran PANCASILA yakni 1 Juni 1945 adalah ‘JUMAT WAGE” dan saat dipromosikan Bungh Karno di hadapan Sidang Umum PBB pada 30 September 1960 harinya juga sama  “JUMAT WAGE” sekalipun bukan tumbuk alit!

C.IDIOLOGI PANCASILA MERUPAKAN SOLUSI JALAN TENGAH

 

PANCASILA yang digali dari akar – akar budaya suku bangsa yang melalui proses perfection – perfected yakni, lahir (1 Juni 1945) – berkembang menjadi remaja (22 Juni 1945, Piagam Jakarta) dan akhirnya dewasa & paripurna (18 Agustus 1945) dengan sila – silanya yakni  :

1.      Ketuhanan Yang Maha Esa

2.      Kemanusiaan Yang Adil & Beradab

3.      Persatuan Indonesia

4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

         permusyawaratan/perwakilan.

5.      Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bila kitab suci Al – Qor’an, isinya disarikan ke dalam Surat Al Fatekah kemudian menjadi umul kitab dalam bacaan Basmallah, sebagaimana dinyatakan oleh Sang Penggali & Perumus Pancasila  yakni Bung Karno bahwa PANCASILA adalah merupakan apinya Islam, dalam pidato lahirnya PANCASILA ditegaskan bahwa Pancasila (pun) bisa diperas menjadi Trisila & Trisila masih dapat diperas lagi yakni Eka Sila yakni “gotong royong”.

PANCASILA sebagai rahim kebudayaan oleh Bung Karno digali juga dari akar – akar budaya bangsa yang telah ada semenjak  enam juta tahun yang lampau. Sebagai nurani bangsa dan sebagai jati diri bangsa yang religious, sendi ketauhidan yakni  Ketuhanan Yang Maha Esa dijadikan Sila I, karena DIALAH sumber dari segala sumber itu. Yang identik dengan”hablum minallah” dalam Islam, sementara Sila II hingga V merupakan acuan – dasar di dalam menghayati prinsip “hablum minanas dan sekaligus hablum min’alamin”. Ke tiga landasan itulah yang akan bertumpu pada terwujudnya suatu kehidupan masyarakat baik nasional maupun internasional yang rahmatan lil alamin.

 

Disamping itu Bung Karno tak segan – segan mengkritik negeri adi daya, Negara – negara imperialis, yang antara lain sebagai berikut :

  • PBB dalam susunannya yang sekarang tidak mungkin dipertahankan lagi. Dengan menguntungkan Taiwan & merugikan RRC, menguntungkan Israel & merugikan Negara – Negara Arab, menguntungkan Afrika Selatan dan merugikan Afrika, menguntungkan Malaysia &  merugikan Indonesia …”. 
  • PBB adalah suatu badan iternasional. Badan ini belumlah     super nasional ataupun supra national. Badan ini      merupakan suatu organisasi Negara – Negara Bangsa, dan hanya dapat bekerja sepanjang Negara – Negara Bangsa menghendakinya. 
  • Majelis Umum ini janganlah diangap sebagai suatu sidang routine lainnya, & bila dianggap demikian, bila dianggap sebagai suatu sidang routine, maka kemungkinan besar Organisasi Internasional seluruhnya ini akan terancam dengan kehancuran. Camkan kata – kata saya, itulah permohonan saya. 
  • Organisasi bangsa – bangsa ini telah dilemahkan selama ia masih menolak perwakilan suatu bangsa, & teristimewa suatu bangsa yang tua dan bijaksana serta kuat. Yang saya maksudkan Tiongkok (kini RRC) yang sering disebut Tiongkok Komunis, yang bagi kami adalah satu – satunya Tiongkok yang sebenarnya. Organisasi ini sangat dilemahkan, justru karena ia menolak keanggotaan bangsa yang terbesar di dunia. Setiap tahun kami menyokong diterimanya Tiongkok ke dalam PBB sebagai anggota. Kami akan terus melakukannya. Kami tidak memberikan sokongan itu semata – mata karena kami mempunyai hubungan baik dengan Negara tersebut. Yang pasti sekongan itu tidak kami berikan karena suatu alasan partisan. Tidak!, pendirian kami mengenai persoalan ini dibimbing oleh realisme politik”. 
  • Perhatikanlah tempat – tempat itu dan Tuan akan jumpai, bahwa hampir tanpa perkecualian : imperialisme dan kolonialisme di dalam salah satu dari banyak manifestasinya adalah sumber ketegangan dan sengketa itu. Imperialisme & kolonialisme & pemisahan terus menerus secara paksa dari bangsa – bangsa merupakan sumber dari hamper semua kejahatan internasional yang mengancam di dunia ini. Imperialisme belum lagi mati ia sedang dalam  keadaan  sekarat; ya, arus sejarah sedang melanda bentengnya dan menggerogoti pondamen – pondomen; ya, kemenangan – kemerdekaan & nasionalisme sudah pasti. Akan tetapi dan camkanlah perkataan saya ini – imperialisme yang sedang sekarat itu berbahaya, sama berbahayanya dengan seekor harimau yang luka di rimba raya tropic”. 
  •  Mereka yang mempergunakan senjata penghancur itu sekarang harus menghadapi hati nurani mereka sendiri, dan akhirnya, mungkin dalam keadaan hangus menjadi debu radio aktif, mereka harus menghadapi Al – Khaliqnya. Saya tidak iri!”. 
  • Dan masih begitu banyak kritik yang konstruktif yang memerah padamkan roman muka delegasi Negara – negara Barat, yang merasa dipencudanginya dengan pengungkapan kebenaran itu.

 

Namun toh demikian justru Bung Karno yang flamboyan dan berapi – api itu mendapat penghargaan dengan “ A few minutes of standing ovation” yang membahana oleh tepuk tangan  dari seluruh delegasi PBB.

1. PANCASILA di Mata Ulama

Perlu dipahami bahwa perumus PANCASILA yang terdiri dari 9 tokoh sebagai ”Panitya Sembilan” bentukan BPUPKI itu terdiri para alim ulama, kyai khos yang karismatis, sebut saja pendiri NU yakni Kyai Haji Wachid Hasjim, juga Kyai Haji Mas Mansyur, Abdulkahar Muzakir dan Abikusno Tjokrosoejoso dan hanya seorang Christiani bernama Mr. A. A. Maramis. Maka PANCASILA sebagai ”API – nya ISLAM”, karena senafas dan sejiwa atau SERUH dengan ajaran Islam itu sendiri.

  • Ulama besar  yang lain yakni M. Natsir , yang amat sangat bersahaja dan seorang pemimpin besar MASYUMI yang juga sebagai pelaku sejarah NKRI, seorang pahlawan nasional dengan tandas menyatakan di hadapan Pakistan Institute for International Relations yang termuat dalam “Islamic Review”, terbitan Maret, 1953 bahwa :  “Pakistan is a Moslem country. So is my country Indonesia. But though we recognize Islam to be faith of Indonesian people, we have not made an expressed mention of it in our constitution. Nor have we excluded religion from our national life Indonesia has expressed its creed in the PANCASILA, or the five principles, which have been abdopted as the spiritual, morale, and ethical foundation of our nation and our state. Your part and ours the same. Only it is differenctly stated”.

Betapa gamblangnya Pak Natsir menyatakan bahwa antara Islam dengan PANCASILA adalah sama, dimana 5 Sila itu tidak saja merupakan pondasi spiritualitas akan tetapi juga merupakan pondasi moral dan etika.

  • Bahkan seiring kebijakan Orde Baru yang menjadikan PANCASILA sebagai satu – satunya azas, Musyawarah Nasional (Munas) Ulama se Indonesia yang diselenggarakan pada tahun 1983 di Situbondo, di bawah rais ‘am K. H. Ahmad Sidiq pun telah sepakat mengamininya, dengan mengeluarkan dokumen penting berkaitan hubungan antara Islam dan Pancasila. Tiga butir penting dalam dokumen itu antara lain berbunyi :

Pertama, Pancasila bukan agama dan tidak bisa menggantikan agama;

Kedua, Pancasila bisa menjadi wahana implementasi Syariat Islam;

Ketiga, Pancasila tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Kalau mengacu pada butir-butir itu, jelas tidak ada pertentangan antara Islam dan Pancasila secara umum. Tokoh Islam kita di masa lalu bahkan termasuk di garis depan memperjuangkan Pancasila sebagai ideologi bangsa.  Maka sungguh amat tidak relevan manakala saat ini masih ada umat Islam yang menafikan & mempertentangkan PANCASILA, sebagai dasar Negara, idiologi bangsa itu.

  • Seiring maraknya terorisme & Islam transnasional serta NII, Al Mukarram Kyai Muhammad Muchtar bin Al  Haj Abdul Mu’thi memaklumatkan kepada DPP OPSHID & warga Shiddiqiyyah, di Pusat : Losari, Ploso~Jombang, Jawa Timur, pada hari Sabtu Pon tanggal 26 Jumadil Awal 1432 H./30 April 2011 M. yang isinya sebagaimana tertulis di bawah ini.

QUOTE :

“ATAS BERKAT ROHMAT ALLOH YANG MAHA KUASA

MAKLUMAT MURSYID THORIQOH SHIDDIQIYYAH

SYECH MUCHTARULLOH AL MUJTABA TENTANG PEMBELAAN  TERHADAP NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA :

  1. Sejak zaman Rosululloh SAW sampai sekarang tidak ada Negara Islam. Pada zaman Rosululloh yang ada Negara Madinah, Bukan Negara Islam.
  2. Di dunia ini tidak ada Negara yang disandarkan kepada Tauhid, kecuali  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Batang tubuh UUD 1945 Bab 11 Judul Agama, pasal 29 ayat 1 :“Negara Berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa”. Dalam Pancasila sila pertama : “Ketuhanan yang Maha Esa”. Dan hanya Negara Kesatuan Republik Indonesialah satu-satunya negara di dunia yang sudah sesuai dengan kita suci Al Qur’an.
  3. Sumpah Jabatan mulai dari atas sampai bawah juga disandarkan kepada Allah : “Demi Allah”. (UUD 1945 Bab 3 Judul Kekuasaan Pemerintahan Negara, pasal 9 ayat 1 ).
  4. Kemerdekaan Bangsa Indonesia juga disandarkan kepada “Atas Berkat Rohmat Allah Yang Maha Kuasa”. (Pembukaan UUD 1945, alinea ke 2
  5. Maha Kuasa itu sifatnya Dinamis, Maha Esa itu sifatnya Statis. Atas Berkat Rohmat Allah yang Maha Kuasa inilah mahkotanya Bangsa Indonesia, dan Berkat Rohmat itu asalnya dari kalimat Bismillaahirrohmaanirrohiim.
  6. Dalam lambang burung Garuda, sila pertama dalam Pancasila “Ketuhanan yang  Maha Esa”dilambangkan bintang, warnanya kuning keemasan yang kilau kemilau, itu mengandung makna Nur Cahyo atau kalau istilah Al Quran “Nuurun ‘ala Nuurin“, & bintangnya itu sudutnya ada lima, maksudnya untuk menerangi :

a. Dasar Negara  yang lima. (Pembukaan UUD 1945, alinea ke 4)

b. Sifat Negara yang lima. (Pembukaan UUD 1945, alinea ke 2)

c. Tujuan Negara yang juga lima. (Pembukaan UUD 1945, alinea IV.

Terhadap kelompok-kelompok yang mengancam Pancasila dan Keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), termasuk NII (Negara Islam Indonesia), OPSHID dan seluruh Warga Shiddiqiyyah harus Menonjolkan Pembelaan terhadap Pancasila dan NKRI. Sebab bagi Shiddiqiyyah, membela Tanah Air itu hukumnya Wajib Ain.

ن الحمدلله رب العالم

Maklumat ini disampaikan beliau secara langsung kepada DPP OPSHID

di Pusat : Losari~Ploso~Jombang, Pada hari Sabtu Pon tanggal 26 Jumadil Awal 1432 H./30 April 2011 M.

UNQUOTE

Dan tentu masih demikian banyak pernyataan para ulama – para kyai yang welcome terhadap PANCASILA tersebut.

2.KETAKJUBAN BANGSA ASING TERHADAP PANCASILA & BHINNEKA TUNGGAL IKA

 

Terlepas suka maupun tidak, Bung Karno yang telah go internasional di bidang spiritual yakni di hadapan Sidang Umum PBB di New York pada 30 September 1960 telah menggegerkan dunia dengan seruannya agar dasar PBB yakni “Declaration of human right” diganti dengan PANCASILA sebagaimana judul pidatonya “To Build the World Anew”, Membangun Dunia Baru,  dengan mengabaikan aturan protokeler dimana pidato yang nyaris selama satu jam itu sama sekali tanpa teks yang didampingi ajudannya. Eloknya harinya pun Jumat Wage, yakni sama persis hari kelahira PANCASILA, pada 1 Juni 1945 itu (20 Jumadilakhir 1876 SJ).

  • Penghargaan oleh Tahta Vatikan : Oleh karnanya selang beberapa saat kemudian oleh tahta Vatikan, PANCASILA tersebut mendapat apresiasi yang luar biasa, dinyatakan kurang lebihnya bahwa “PANCASILA” adalah merupakan sumbang sih terbesar bangsa Indonesia terhadap dunia di bidang “spiritual”, sementara bangsa barat sumbang sih terbesarnya terhadap dunia adalah di bidang tehnologi”. Disamping itu Bung Karno dua kali mendapat penghargaan tertinggi dari Tahta Vatikan.
  • Tak  ketinggalan Presiden Amerika Serikat Barack Obama  saat berkunjung ke Indonesia pada  10 November 2010 beliau mengambil pelajaran penting dari kehidupan rakyat Indonesia. Selain memuji soal demokrasi yang berkembang dengan baik di Indonesia, Obama juga sangat memuji perkembangan terhadap pluralisme yang ada di Indonesia.

Saya banyak belajar dari Indonesia. Saya melihat masjid, gereja, dan kuil-kuil berdiri bersanding satu sama lain,” kata Obama di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, pada hari Rabu tanggal 10 November 2010, seiring Hari Pahlawan itu.

Iapun tak lupa menyempatkan diri berkunjung & mengagumi Masjid Istiqlal.

Obama menyebut,

Indonesia harus menjadi contoh keharmonisan umat beragama bagi seluruh dunia. Kehidupan pluralisme yang sangat harmonis itu merupakan salah satu alasan mengapa Indonesia menjadi salah satu negara penting di abad 21 ini.

 Itu adalah hidup yang sebenarnya, Bhinneka Tunggal Ika,”tegas Obama. Saat mengucapkan Bhinneka Tunggal Ika, tepuk tangan bergemuruh – membahana di dalam Gedung Balairung yang berisi sekitar 7.500 undangan, bisa jadi nyaris sama saat Bung Karno medeklarasikan di hadapan sidang umum PBB, tanggal 30 September 1960 kala itu.Obama juga menyebut tentang hasil kerjasama kesepakatan komprehensif partnership yang diteken dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin. Semua kesepakatan itu, kata Obama, dirancang untuk menguntungkan kedua negara, ke dua belah pihak.

Kemajuan Indonesia tidak dapat dibayangkan. Indonesia juga mengalami naik turunnya ekonomi. Kita punya peran masing – masing,” tegas Obama.

  • Sementara itu baru saja di Den Haag, Belanda – Pendekatan manifesto Bhinneka Tunggal Ika, e pluribus unum,  unitas in plurifate, unity in diversity, keberagaman, dan atau kepelangian itu juga telah menjadi semboyan Uni Eropa.

    Hal itu disampaikan oleh mantan Menteri Pertahanan Belanda Dr. Willem Frederik van Eekelen (80 tahun) dalam pidato pembukaan Pasar Malam Indonesia (PMI) 2011 di alun-alun Malieveld, Den Haag, Jumat petang (1/4/2011) waktu setempat.”Kami masih harus menempuh jalan panjang, tetapi fakta bahwa kami sekarang memiliki Uni Eropa dengan 27 negara anggota itu sudah kontribusi luar biasa untuk stabilitas dan kemakmuran bagi Eropa,” tandas Willem Frederik Van Eekelen.  Menyinggung pergolakan yang saat ini sedang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara,  Willem Frederik Van Eekelen mengatakan bahwa dasar negara Indonesia yakni Pancasila dapat menjadi model untuk perubahan yang bertanggung jawab. “Karena mencakup Ketuhanan, humanitarianisme, nasionalisme, demokrasi dan keadilan sosial,” tandas doktor ilmu hukum Universitas Utrecht itu. Eropa yang berbeda-beda bangsa dan agama serta sejarahnya diwarnai perpecahan dan peperangan mulai melihat perlunya persatuan dan perdamaian demi kemakmuran bersama. Seusai Perang Dunia II jalan menuju kesatuan-persatuan mulai dirintis, hingga terwujudlah Uni Eropa. Van Eekelen adalah Menteri Pertahanan dalam Kabinet Lubbers II (1986-1988). Sebelumnya dia menjabat sebagai Deputi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Van Agt (1978-1981).

Pidato Bung Karno pada, 17 Agustus 1965, “Capailah Bintang – Bintang di Langit” dinyatakan : “Berkali – kali ku katakan  bahwa abad XX ini abad berakhirnya imperialisme dunia. Sudah terlalu lama ‘pax imperialistica’ menindas – menghisap – memperbudak kita, dan genta sejarah sudah berdenting bahwa saatnyalah penyusunan ‘pax humanic’a telah tiba. Pax humanica ! Damai antara semua manusia!Selamat tinggal Pax Imperialistica, Selamat tinggal buat selama – lamanya.

Hanya selang 45 tahun, ucapan tersebut kini menjadi suatu kenyataan. Oleh sebab itu, seruan Bung Karno tersebut hendaklah mampu menggugah kekeliruan kita bahwa selama ini kita telah bertekuk lutut kepada pihak asing utamanya terhadap IMF. Seharusnya kita dapat melaksanakan anjurannya tentang “Trisakti” (berdaulat di bidang politik; Berdikari di bidang ekonomi dan berkepriadian dalam kebudayaan).  Karena Trisakti itupun dikhianati akibatnya hanya sekedar menjual asset kebun kelapa sawit milik Soedono Salim saja harus tunduk pada IMF yang tak boleh displit dan harus dijual satu lot kepada kaum kapitalis. Bila Pemerimtah itu ada kekuatan bargaining tentu akan banyak yang bisa ikut menikmati kueh tersebut dengan pemecahan asset menjadi belasan bagian misalnya, tapi ironis kita harus tunduk padanya.

Seharusnya Pemerintahan ini malu terhadap negara Bolevia dan Venezuela di bawah Presiden Evo Morales & Hugo Chavez yang sedang mempelopori anjuran Bung Karno tersebut dengan idiologi “neo sosialisme“nya, dengan gagahnya menasionalisasi perusahan – perusahaan transnasional, sungguh mereka berani & mampu memperdaya AS, dimana upayanya berhasil mulus tanpa ada klaim & gejolak internasional sama sekali.

Perlu disadari bahwa Amerika Serikat sejak 2007 nampaknya sedang menuai karmanya sendiri dan semakin meneguhkan kebenaran filosofi Nusantara yang berbunyi : “Suro dira jaya ningrat lebur dening pangastuti” atau “Suro diro jayanikanangrat swuh brastha tekap ing ulah dharmastuti” yang artinya “Betapapun kuasanya, kuatnya, saktinya, hebatnya kalau untuk tujuan yang tidak benar, tidak adil dan angkara murka maka pasti akan sirna oleh budi luhur serta sikap kasih dan damai”.

 

Seiring dengan runtuhnya idiologi “Komunisme & Kapitalisme”, maka apa yang menjadi keyakinan Bung Karno bahwa segala isme di dunia ini setelah mencapai titik puncak maka akan jatuh ke titik nadir dan hanya bisa diperbaikai dengan “PANCASILA” dengan manifesto Bhinneka Tunggal Ika. PANCASILA sebagai rahim kebudayaan merupakan jalan tengah karena “idiologi agama” nyatanya pun runtuh seperti pergolakan yang mewabah pada Triwulan I/2011 ini, demikian pula “idiologi sekulerisme baik komunisme maupun kapitalisme” setali tiga uang. Pengakuan jujur oleh Presiden AS Barack Obama dan juga mantan Menham Belanda tentang kelebihan PANCASILA merupakan penghargaan bagi budaya spiritual bangsa! Mengapa justru pemiliknya tak peduli sama sekali ?.

Andai saja kita merasa sebagai anak bangsa Indonesia yang senasib sepenanggungan dan  berkenan tidak melupakan sejarah, Bung Karno mengingatkan : “Alangkah berbahayanya situasi pada waktu itu. Tetapi Allah SWT memberi ilham. Memberi taufik hidayat akan persatuan kita yang kemudian menjelma menjadi satu dasar yang bisa disetujui oleh semuanya, yaitu dasar PANCASILA, yang sampai di dalam tiga UUD RI tidak akan pernah terangkat. UUD RI Yogyakarta, UUD RIS maupun UUDS RI sekarang ini, PANCASILA tetap terpegang teguh. Ini karena PANCASILA sudah menjadi suatu kompromi yang mampu mempersatukan golongan – golongan ini. Maka, oleh karena itu, Saudara – Saudara, insyaf dan sadarlah akan keadaan yang berbahaya di dalam bulan Juli 1945. Janganlah kita mengalami lagi keadaan yang demikian itu.!  Jangan pecah persatuan kita dan jikalau aku katakan “pecah persatuan kita” itu berarti pecah, gugur, meledak, musnah Negara kita yang telah kita perjuangkan bersama ini dengan segenap penderitaan dan pengorbanan yang hebat – hebat. Kembalilah kepada persatuan. Aku sama sekali – sebagai tadi kukatakan berulang – ulang – tidak pernah melarang seseorang untuk mempropagandakan idiologiya. Tetapi ingat, accentenleggen kepada persatuan. Jangan diruncing – runcingkan persatuan mutlak , persatuan mutlak, persatuan mutlak. Aku ingat kepada kaum Kristen, Kaum Kristen bukan satu, bukan dua, bukan tiga, bukan seratus, bukan dua ratus, ribuan kaum Kristen mati gugur di dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan ini. Apakah yang menjadi harapan kaum Kristen itu, Saudara – saudara, yang kita pantas juga menghargai pengorbanan mereka ? Harapan mereka ialah bahwa mereka bisa bersama – sama dengan kita semuanya menjadi anggota kesatuan bangsa Indonesia yang merdeka. Jangan pakai istilah minoriteit. Jangan !” ( Kuliah Umum di UI pada 7 Mei 1953  “Negra Nasional dan cita – cita Islam”).

Karena “IDIOLOGI PANCASILA” adalah merupakan idiologi “jalan tengah”, bukan kapitalis, bukan komunis, bukan sekuler bukan pula agamis melainkan “sosialis – religious”. Yang keberadaannya kini menjadi pembicaraan internasional yang kelak akan dijadikan model nota bene perjuangan Bung Karno pada tahun 1960 dengan usulannya mengganti dasar PBB “declaration of Human Right” dengan “PANCASILA” setelah setengah abad barulah mereka mengakui kebenarannya dan urgensinya.

Dalam perjalanan sejarah banyak pengamat yang menyatakan bahwa sekalipun bentuk NKRI dan dasar negara serta filosofi bangsa “PANCASILA” telah final, telah pari purna dan mengikat bagi seluruh anak bangsa namun toh kenyataannya setelah pembusukan PANCASILA maka ruang semakin terbuka bagi anak bangsa yang ingin menjadikan “Negara Islam(Negara Agama)Karena mereka menganggap Negara Nasional adalah lawan dari idea/gagasan Negara Islam yang mereka cita – citakan.  Sebaliknya dikalangan bukan Islam ada yang beranggapan bahwa idea Negara Islam adalah bertentangan dengan adanya Negara Nasional, sehingga tidaklah aneh bila dinilai bahwa cita – cita menuju Negara Islam diartikan sebagai cita – cita hendak menghapus Negara Nasional yang telah disetujui oleh para pendiri bangsa ini. Hal ini timbul karena ego mereka yang kalau saja mau meresapi sedalam – dalamnya dengan nuraninya, tak ada sedikitpun menyimpang dari cita – cita Islam itu sendiri.  Maka tidaklah semestinya bangsa ini yang dianugerahi oleh TUHAN SERU SEKALIAN ALAM justru ramai – ramai berpaling ke “Negara Agama”, ibarat “Negara Yang Berketuhanan Yang Maha Esa” ini bagai “LAUTAN”, kini mau digantinya dengan salah satu “SUNGAI”. Sedangkan teramat jelas bahwa “PIAGAM MADINAH” tidak satupun pasal yang mengamanatkan pembentukan “Negara Agama”.

Sangat setuju syareat Islam harus ditegakkan dalam artian seluas – luasnya sebagi konsekwensi logis dasar Negara dan diatur di dalam pasal 29 ayat 1″Negara berdasarkan atas KETUHANAN YANG MAHA ESA”,  Bukankah arti & makna Islam yakni “tunduk dan berserah diri hanya keharibaan TUHAN SERU  SEKALIAN ALAM”, apapun agamanya yang segalanya senantiasa harus tercerahi oleh Kamaha Hadiran TUHAN. Dalam berfikir – bertutur kata dan dalam berbuat tak boleh sekejabpun abai atas Kehadiran –NYA, bukan hanya sebatas pemahaman hukum potong tangan, cambuk, rajam – kisas dan bunuh. Karena hukuman seperti itu adalah bagi kaum jahiliyah dan jaman nabi pun tidak pula dilakukannya. Bisa kita bayangkan bila  seorang kepala RT kedapatan mencuri kemudian  serta merta tangannya kita potong yang mengakibatkan dia tak dapat lagi menafkahi istri dan anak – anaknya, siapakah yang harus bertangung jawab atas nasib dan kehidupan mereka ?. Apakah cara itu yang dapat mewujudkan tatanan kehidupan yang rahmatan lil alamin?. Tentu lontaran ini dapat menimbulkan polemic sungguhpun demikian bukankah agama itu akal & tidak ada kuwajiban bagi orang yang tak berakal untuk beragama?mengapa hanya  kepada patung saja ditakutinya ?

 

Karenanya Negara Proklamasi Keatuan Republik Indonesia dapat digolongkan sebagai “Negara Theis Demokratis” Negara Tauhid, Negara PANCASILA. Bukan Negara Sekulerisme. Benar adanya bahwa PANCASILA adalah merupakan titik temu antara paham nasionalis dan sosialis serta agama (religiusitas) yang ingin menciptakan “Pro bono publico” (kesejahteraan umum) sebagaimana “Solus populi est suprema lex” (kesejahteraan rakyat adalah hukum tertinggi)  sebagaimana amanat dan tujuan Sila V itu.  Oleh karnanya para penyelenggara Negara dan seluruh unsure bangsa seyogyanya segera melakukan introspeksi, ektrospeksi, retrospeksi dan sirkumspeksi sebagai kewajiban warga bangsa. Perubahan adalah mutlak dan perubahan sendiri adalah abadi sehingga ada sesanti dalam ajaran Hindu yang disebut dengan “pantarei”.

Sungguhpun demikian karena bangsa & Negara ini terikat dengan PANCASILA maka perubahan itu tidak asal perubahan melainkan suatu perubahan yang merupakan cerminan “hogore op trakking” yakni peningkatan derajat yang lebih tinggi. Oleh karenanya bangsa dan Negara ini harus senantiasa ingat bahwa perubahan yang kita lakukan haruslah menjiwai terciptanya “perfection –perfected” yakni menyempurnakan yang telah sempurna. Nampaknya setidaknya dengan ke tiga pengkhianatan tersebut merupakan suatu bukti keberhasilan adanya ”Perang Modern”, atau perang spetakuler, karena tanpa pertumpahan darah sebagaimana perang konvensional. Dan ini hanya dapat dilakukan oleh negara yang memiliki nalar tinggi. Jeffrey T. Richson dalam bukunya “The US Intelegence Cummunity”, 1999 (hal. 350 – 358) menyatakan bahwa : “Kalau dahulu menaklukkan suatu bangsa dengan perang konvensional, namun sekarang berubah bentuk, ke bidang politik, ekonomi dan idiologi yang dikenal dengan perang modern. Perang modern ini telah dua kali dilakukan oleh Amerika terhadap Indonsia, pertama perang idiologi Komunis dengan peran C.I.A sehingga memaksa Soekarno turun tahta, kedua perang ekonomi dengan peran I.M.F. yang mengakibatkan Soeharto juga turun tahta. Hal yang sama juga terjadi terhadap Uni Soviet”.

Dan kini rezim Reformasi justru lebih masif bahkan duta – duta besar negara Barat dikabarkan menemui para mantan jendral untuk meminta dukungan agar Sri Mulyani kelak diusung sebagai calon presiden R. I. pada 2014 dan tak lama kendaraannya dengan pendirian partai baru yakni ”SRI” dengan gambar seikat sapu lidi hanya sayangnya sapu pajangan karena mengadap ke atas di daftarkan ke Kemenkumham, menyusul pendaftaran mitranya yakni Partai Nasional Demokrat (NASDEM) yang dipelopori oleh Surya Paloh, petinggi Golkar itu sendiri.

SELESAI! AKHIRNYA MOHON MAAF MANAKALA  ADA KEKHIALAFAN & KESALAHAN DALAM SAJIAN INI DAN KAMI BERHARAP MUNCULNYA PARA WARRIOR – PARA PATRIOTISME – PARA PROKLAMATORIS//SEMOGA//SAMPURNA

SALAM BUDAYA!

Jaya – rahayu – widada – mulya dunia & akherat semoga dianugerahkan kepada kita & keluarga  besar kita serta bangsa ini AMIEN.

Untuk melengkapi kajian seiring gonjang – ganjing yang terjadi di seluruh dunia kami dengan setya berupaya menjajikan berbagi fakta dan fenomena yang terjadi. Tapi kami berharap ada yang berkenan menyempurnakan karena sajian kami masih banyak kekurangannya.

Satu arogansi imperialis baru saja ditunjukkan dengan hiruk pikuk Sidang Umum PBB yang digelar kemarin 23 September 2011 yakni keinginan Palestina untuk menjadi anggota tetap PBB, saat sang presidennya Mahmud Abbas sedang  berpidato delegasi Israel meninggalkan ruangan bahkan mitra terkarib anggota tetap DK PBB Amerika Serikat menvetonya.

Demokrasi pilih bulu masih saja merasukinya yang anehnya di bawah presiden Obama yang berjanji mendukung perkembangan demokrasi di Timur Tengah. Sebuah pameo “MAKAN BUAH SIMALA KAMA” sedang menguji negeri adi daya yang sedang limbung itu.

Hendaknya Indonesia tanpa henti mendorong agar Negara Palestina itu diakui kemerdekaannya dan berhasil menjadi anggota tetap PBB, bagaimana upaya mati – matian Bung Karno menjadikan RRC sebagai anggota tetap  Dewan Keamanan PBB. Indonesia berjasa atas  RRC dan hebatnya setelah PBB saat  NPKRI sedang mengadakan konfrontasi dengan Malysia justru PBB menunjuk Negeri Jiran tersebut sebagai anggota tidak tetap DK PBB yang membuat marah Bung Karno sehingga Bung Karno menyatakan keluar dari keanggotaan PBB pada 2 Januari 1965. Sehingga memperkuat pendirian CONEFO (Conference of New Emerging Forces Organization ?).

Tak ayal Sekjen PBB U Than dibuatnya menangis dan menyesal berkepanjangan karena kecerobohannya sehingga membuat Bung Karno berang.

Presiden Iran, tampil garang sekalipun tidak memberinya solusi telah mampu memberinya warna bahwa kedaulatan masih dipegang teguh.

Perlu dipahami konfrontasi dengan Malay adalah semata – mata Bung Karno melaksanakan amanat PROKLAMASI, karena Malay merupakan negara boneka Inggris. Sungguhpun demikian Bung Karno memberinya jalan tengah dengan mendirikan MAPHILINDO (Malysia – Philipuna & Indonesia).

Dan apa yang ditentang oleh Bung Karno, kini benar – benar menjadi suatu kenyataan bagaimana mereka memperlakukan bangsa ini dan menghegomoni kekayaan SDA ini ?. Surat Presiden Pak Beye pun sama sekali tidaklah direken oleh PM Malay dan bagaimana mereka menamakan bangsa ini bangsa Indon – Indonesialan & Babindon dalam blogger2 mereka.

Dan Negeri Jiran Diraja Malaysia ini telah mengajukan gugatannya ke Mahkamah Internasional tentang Selat Malaka dan kita begitu PD nya tanpa ada upaya counter dan menyiapakan tangkisan dan siasat jitunya. Akankah menyusul raibnya Timor – Timur, Sipadan dan Ligitan ? menyusul asset bangsa yang telah mereka kuasai ?

Semoga para elit penyelenggara negara kita tanggap dan menggelorakan gerakan ‘HUBBUL WATHAN MINAL IMAN” CINTA NEGARA ADALAH SEBAGIAN DARI IMAN//&  “THE NATION & CHARACTER BUILDING”! MEMBENTUK MANUSIA INDONESIA YANG BERKARAKTER, BUKAN SEKEDR  CERDAS!//Sumangga!

3. IDIOLOGI AGAMA PUN KINI MULAI RAPUH

 

Diakui atau tidak senang maupun tidak setuju maupun tidak ternyata bangsa tercinta     ini pun diperlihatkan pula sejak  awal 2011 geliat ketidak puasan atas leadership yang bertumpu pada agama yang justru banyak disalah gunakan oleh para pemimpinnya yang telah memicu adanya revolusi  kepemimpinan di Timur Tengah dan atau Afrika Utara. Lewat opium jejaring social di dunia maya apakah face biik – tweter dll. justru menjadi perekat dan gerakan penggalangan kekuatan secara massif & serempak bagi para pembaharu guna mengganti presiden yang dianggapnya korup.

Sebagaimana kepiawaian AS, NPKRI saat rezim Bung Karno karena mengancam kepentingan AS dan sekutunya dan dilenyapkan dengan berbagai cara tidak berhasil maka terjadilah konspirasi dengan prolog G30S (PKI?), keterlibatan CIA tak dapat diingkari dan sewindu sebelum keruntuhan Tunisia, Mesir dan Libya dll., harian AS USA Today (25/4/2003)  telah menyatakan bahwa : ‘’……………………………..   sebab Dick Cheney mengumumkan, masih akan ada perang-perang lain yang menurut data BBC akan mencapai 60 negara. JINSA (Institut Yahudi untuk Urusan Keamanan Nasional) di Washington memiliki rencana perubahan rezim pemerintahan di 22 negara Arab” Nah mampukah AS mengelak? Kemudian bila AS dan sekutunya nanti mampu menjadikan kroninya menjadi presiden – presiden baru masihkah mereka berdaulat?.

Tragedi Tunesia dimana sang presiden Zine Al Abiden berhasil digulingkan  (14 Januari 2011) maka telah memberi inspirasi bagi berbagai masyarakat di Negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, menyusul Presiden Mesir, Husni Mubarak pun  yang berkuasaa sejak 1981 berhasil didongkelnya (11 Februari 2011) kemudian kini sedang berlangsung di sejumlah Negara seperti Libya (Muamar Kadafi) dimana babak – babak yang menegangkan sedang terjadi dan tinggal menunggu waktu Kadafi menyerahkan atau dibunuh oleh pasukan pemberontak yang telah mendapat pengakuan dari Negara Barat. Sekalipun konon ia kini melarikan diri ke Nigeria atau masih tetap di sarang persembunyiannya.

Kemudian Yaman (Ali Abdullah Saleh); Suriah (Basharah Al – Arsyad), yang telah membantai ribuan orang demonstran yang nasibnyapun sedang diujung tanduk; Arab Saudi, Bahrain dan lain sebagainya, tak lepas dari gonjang – ganjing itu. Pakistan justru lebih parah karena perebutan hegomoni antara Syiah dengan Suni tidaklah pernah kunjung berakhir. Berapa banyak bom bunuh diri dan korban – korban sia – sia bahkan di tahun baru Hijryah saling bantai itu pun terjadi. Quovadis.

 

Keadaan Negara Islam  seperti Suriah, Syria, Libanon, Pakistan, Iran, Afganistan, Irak, Yordania dan lain sebagainya kondisinya tidaklah lebih baik ketimbang Negara Proklamasi tercinta ini dan hasil rumusan para ulama khos (sepuh) dan para nasionalis religious yang merupakan anggota Panitya Sembilan (Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. A. A. Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso (PSII), Abdul Kahar Muzakir (Muhi), H. A. Salim (Partai Penyadar) , Mr. Ahmad Soebardjo , K.H. Wachid Hasjim (Pendiri NU) dan Mr. Muhammad Yamin) yang merumuskan PANCASILA, perlu kita apresiasi bahwa mereka adalah “WALI SANGA (SANGHA)” nya Negara Proklamasi Kesatuan Republik Indonesia.

Bahkan para ulama Libanon pun kagum atas PANCASILA dan akan mengkaji dan mempepelajari untuk dijadikan idiologi di Negara tersebut.

 

Sungguh ironis bangsa – bangsa lain sangat menghargai idiologi khas Nusantara yang sesuai dengan jati diri bangsa – karakter bangsa – nurani bangsa – rahimnya kebudayaan yang ibaratnya samudera raya, banyak pihak yang mati – matian ingin menggantinya dengan agama. Apa lagi bila memimpikan agama Islam ingin dijadikan dasar Negara ibarat yang tadinya “samudera ingin digantinya dengan satu sungai” saja. Pertanyaan lain seiring adanya perbedaan antara paham Suni dengan paham Syah, manakah yang akan dijadikan rujukan? Belum lagi apa yang di jangkakan Oleh Nabi Muhammad bahwa diakhir zaman nanti umatki akan terpecah belah menjadi 73 golongan kecuali satu golongan yang masuk surga yang berpegang teguh pada Al – Qor’an dan rasulnya.

Perlu dipahami bahwa Al – Qor’an itu sebagai penyempurna dari himpunan kitab – kitab Tauret – Zabur dan Injil yang dibenarkan di dalam Al – Qor’an dan diturunkannya agama Islam dalam rangka menciptakan peri kehidupan dunia – akherat yang rahmatan lil alamin. Oleh karnanya dalam mewujudkan amanat itu foundings father mendasarkan pada PANCASILA yang juklaknya tertuang di dalam UUD 1945 sehingga secara gamblang pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa : “NEGARA BERDASARKAN ATAS KETUHANAN YANG MAHA ESA”.

Islam sendiri bermakna : “tunduk & patuh berserah diri hanya keharibaan TUHAN SERU SEKALIAN ALAM semata”. Oleh karnanya syareat Islam harus dilaksanakan itu adalah benar sekali namun maaf dalam artian yang luas sebagaimana makna dan arti dari gerakan shalat ‘ta’biratul ilhram’ dengan mengangkat kedua belah tangan kita, hand up, surrendered soul – mind & body totally only to GOD properly.

Hukum potong tangan – cambuk – rajam – bunuh adalah hukum bagi masyarakat jahiliah dan konon nabi Muhammad saw sendiri tidak melakukan itu kecuali untuk memberinya spirit dalam nation & character building bagi bangsa Arab kala itu. Bila itu diterapkan secara parsial justru Islam yang rahmatan lil alamin akan jauh dari kenyataan, lalu siapakah yang harus bertanggung jawab untuk menopang sumber kehidupan bila karena nyolong tangannya diamputasi ? bagaimana nasib sang istreri dan anak – anaknya ?. Apalagi  ada paham bahwa penganut agama lain adalah kafir dan halal darahnya, hemmm luar biasa menakutkannya. Sedangkan sesama manusia yang menyerahkan diri secara total hanya keharibaan – NYA (islam) adalah bersaudara ?. Dan isi Al – Qor’an bukankah telah tesarikan  di dalam surat Al fatikah dan masih disarikan menjadi mum kitab yakni bacaan Basmallah ?. Yang esensinya ‘RAHMAH & RAKHIM’? Bukankan manusia adalah wajah ALLAH ? Manusia adalah Bait Allah?, Manusia adalah Rumah Allah ?.

 

Agama Islam adalah akal & tidak ada kewajiban bagi orang yang tidak berakal oleh karnanya para ulama – para kyai dituntut untuk merevitalisasi cara menanamkan keimanan bagi jamaahnya sehingga dehumanisme – deuniversalisme – derahmatan lil alamin dapat ditiadakan. Memerangi kebodohan & kemiskinan adalah lebih mulia dari pada sekedar labelisasi Islam semoga bangsa ini mendapat enlightening –pencerahan dari TUHAN SERU SEKALIAN ALAM. Semoga.

BERSAMBUNG//SAMPURNA

Jaya – rahyu – widada – mulya dinia wal akherat!

Saudara – saudaraku yang kami mulyakan.

Ijinkanlah kami melanjutkan bahasan sub bab III sebagaimana title di atas, yang ada di dalam draf buku kita berjudul “PENYEMPURNAAN NAMA NEGARA PROKLAMASI KESATUAN REPUBLIK INDONESIA NUSANTARA JAYA & RELOKASI IBU KOTA NEGARA SEBUAH SOLUSI MENYONSONG TERCIPTANYA MERCUSUAR DUNIA”.

Sebelumnya ada baikknya sedikit kita menelisik gita alam kejadian tragedi khsusnya moda transportasi seiring kegiatan ‘ARUS MUDIK LEBARAN 1432 H/1944 SJ/2011″ yakni antara lain :

 

  1. Tenggelamnya KM. WINDU KARSA di perairan Bajo yang menewaskan 13 orang dan hilang 27 orang termasuk wakil bupati Kolaka & seorang anggota DPRD menyusul tenggelamnya KM. ACITA yang juga menewaskan 32 orang pada 18/10/07. Apa maknanya? Bukankah A(tidak) Cita (gayuhan) artinya elit penyelengara ini tidak memiliki cita – cita melanjutkan perjuangan para pendahulunya bahkan UUD 1945 & Pancasilapun telah mereka khianatinya. Yang seharusnya sebagai negarawan mereka harus “WIN” (Memenangkan) “DO” (melakukan); KARSA (Kehendak). Artinya mereka dituntut guna membangkitkan kehendak demi upaya memenangkan pertarungan antara dharma versus adharma, Majelis Malaikat versus Majelis Syaetoni, demi tegaknya NPKRI!
  2. Bus MERDEKA rute Tasik – Jakarta “TERBAKAR” yang anehnya Bus “SUMBER KENCANA” tabrakan yang menewaskan 20 orang di Majakerta pada 12 September yang kemudian dilengkapi dengan tabrakan “SUMBER ALAM” di Aji Barang, seorang meninggal. Tentu ini tidaklah sebuah kebetulan karena banyak hikmah di balik ini semua.  Karena item 1 tsb. di atas telah mengakibatkan KEMERDEKAAN yang telah diraih dengan maha pengorbanan baik waktu, kesenangan, keringat, air mata, harta dan darah bahkan nyawa sama sekali tidak dihargai dan dijaga atau bahkan diberdayakan oleh generasi saat ini!

Akibatnya bangsa ini terjajah kembali bahkan ironisnya di segala bidang baik sektor : ekonomi, politik, sosial, budaya, agama dan spiritual! Kita kembali terjerembab sebagai bangsa yang keok yang tidak berdaulat apa lagi bermartabat. Seperti para santri sehabis istigotsah di Purwakarta bukan menjadi teduh, damai, sholeh namun justru kesetanan sehingga patung – patung di Kota Purwakarta hancur lebur. Mereka sedng sakit dengan laku sama sekali tidaklah bermartabat. Akibatnya SUMBER (DAYA) ALAM  utamanya SUMBER KENCANA (EMAS) baik di Gunung Eastburg – Freeport; NTB (New Mont); Halmahera, Sulawesi Utara (Busang) dll. dikuasai semua oleh asing. Kita sebagai pemilik hanyalah sebagai JONGOS nya saja dengan saham amat sangat minim dan menjadi sumber konflik (saham Newmont antara bupati NTB versus Pemeritah Pusat/Menkeu) dll.

Yang hebat lagi ada dua yakni :

  • Majakerta, sebagai tempat dimana Majapahit itu didirikan yang kemudian direvitalisasi menjadi NPKRI.
  • Ajibarang, Purwa Kerto dan Puwakarta. Barang2 SDA itu amat sangat memiliki “AJI” yakni bernilai! Bukankah Emas saat ini mencapau harga US$ 1.870/tryounce yang akan terus melejit selama perekonomian AS & Eropa belum pulih! lalu di Freeport kini justru diketemukan URANIUM yang nilainya bisa jadi 20 X lipat dari harga Emas. Itulah AJI BARANG GBNGSA INI! Sejatinya dari kekayaan SDA yang diekspoitasi habis2an oleh bangsa asing itu seharusnya dalam Bahasa Jawa “PURWO KERTO” dan Sundanya “PURWAKARTA” yakni mampu guna mengawali terciptanya kesejahteraan bagi seluruh bangsa ini. 
  • Mengapa SUMBER KENCANA (FREEPORT) melambangkan ALEGORIS ANGKA PARTAE DEMOKRAT ? Kasus kecelakaan yang dirilis oleh Kombes Pol. Sambudi Gusdian Dirlantas Polda Jatim (13/09/11) : 2009 = 31 kasus kecelakaan. 2010 = 31 kasus kecelakaan; 2011 = 13 kasus. Korban tewas = 72 = 9, 67 = 13 luka berat! Bukankah angka 31 = angka mujur PD saat PILEG 2009 ? Yamh sekaligus memiliki angka sial keblikannya = 13 ? sebagai tanggal tibanya Nazaruddin di Halim juga ekor nomer pesawat yang membawanya = N913PD? Juga korban tewas = 9 yang merupakan alegoris bagi pribadi Pak Beye?. Bisa jadi masalah Free Port merupakan masalah  terpelik bagi rezim Pak Beye yang akhir – akhir ini selalu saja memakan korban baik anggota TNI – Polri dan rakyat  biasa. Ada apa gerangan?

Nah centang perenang dalam berbangsa & bernegara ini bila tiada keberanin dan ketegasan serta “upaya ektra – revolutif” nampaknya berpotensi mengubur Negara Proklamasi Kesatuan Republik Indonesia. Karena NKRI tercinta ini telah ditasbihkan oleh Bank Dunia pada 27 September 2009 sebagai Negara termiskin di dunia dengan rangking nomer 68 !  Pun pula NKRI ditasbihkan sebagai Negara terkorup nomer wahid di kawasan Asia. Sementara cicilan hutang Pemerintah untuk tahun 2010  saja merupakan yang terbesar sepanjang sejarah yakni Rp 115,595 triliun atau lebih 10%  dari APBN. Sementara total hutang Pemerintah hingga Februari 2010 telah mencapai Rp 1.617 triliun atau setara 25,8% dari produk domestic bruto (PDB). (Kompas, Selasa 20 April 2010). Daulat Negara pun telah diperetelinya sehingga Pemerintah Pusat hanya berwenang mengurusi lima hal yakni : “urusan luar negeri; urusan fiscal dan moneter; urusan agama; urusan keamanan & pertahanan serta urusan yustisia”.

Nah untuk menyelamatkan nasib bangsa apa lagi tahun 2012 Indonesia dengan RAPBN 1.400 triliun (4X APBN jaman Mega 2003) akan kena imbas resesi Eropa  & AS yang naga2nya semakin akut dan banyak pialang asing akan menarik tunai obligasi (SBN) yang telah dikeluarkan Pemerintah 2010 = 162 T & juga Euro Bond setelah “Samurai Bond” 200 T guna menutup devisit APBN 2011. Sementara devisist APBN 2012 = 125,6 T! Apakah mau jual BUMN lagi ? atau ngutang lagi ?.

Pak Beye akan dikenang sepanjang sejarah dituliskan dengan tinta emas bila beliau berkenan mengambil kebijakan yang progresif revolusioner yakni. Menasionalisi prusahaan2 transnasional yang telah menguras kekayaan milik bangsa ini yang melanggar UUD 1945! Bolevia & Venezuela sukses besar dalam hal ini. Juga berani ngemplang tidak mau membayar hutang karena negeri ini DIPLEKOTO, DIPERDAYA OLEH IMF yang telah dengan jujur diakui  sendiri oleh sang konsultan John Perkin sendiri! Apa lagi Pak Beye berani mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali pada PANCASILA & UUD 1945 PRA AMANDEMEN!

Mari kita resapi puisinya Gus Mus di bawah ini :

Kesetanan Yang Maha Perkasa,

Kebinatangan yang degil dan biadab,

Perseteruan Indonesia,

Kekuasaan yang dipimpin oleh nikmat kepentingan dalam kekerabatan/perkawinan

dan Kelaliman sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sementara Bung Karno pun sudah mengingatkan sedini mungkin yakni :

Barang kali kita makin lama makin klejar – klejer makin lama – makin tanpa arah, bahkan makin lama makin masuk lagi ke lumpurnya muara ‘exploitation de l’homme par l’homme” en “exploitation de l’homme par nation”. Dan sejarah akan menulis : “Di sana, antara Benua Asia dan Benua Australia, antara lautan Teduh dan Lautan Indonesia adalah hidup satu bangsa yang mula – mula mencoba untuk hidup kembali sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi “een natie van koelies, en een kolies onder de naties”.( Pidato Bung Karno “Gesuri”, 17 Agustus 65).

Nah kita sebagai anak keturunan pejuang – pahalawan – syuhada kita tetap harus optimistik dan di tangan kita semualah nasib bangsa itu berada!

Note : bahasan secara detail bisa dilihat pada sajian : “BENARKAH BANGSA INI BELUM MERDEKA & GAGAL MERIH KEMENANGAN ?”

Lanjut Baca »